INFOKU,
BLORA - Fungsi Kehumasan di Badan Pengawas Pemilihan Umum
(Bawaslu) Kabupaten Blora perlu lebih digiatkan dalam sosialisasi tahapan dan
pengawasan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Blora yang akan berlangsung 23
September 2020.
Hal itu mengemuka pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis)
bersama dengan media di ruang pertemuan Saung Mekar Sari, Kelurahan Karangjati,
Kecamatan Blora, Selasa (26/11/2019).
“Fungsi kehumasan Bawaslu sangat diperlukan, seperti
misalnya membuat Whatsapp Group dengan media sehingga terjalin sinergitas dan
setiap tahapan bisa dimengerti,” kata H. Urip Daryanto, salah satu narasumber
yang dihadirkan pada Rakernis.
Menurutnya, media mempunyai posisi sangat strategis dan
mempunyai senjata yang ampuh untuk dapat mempengaruhi opini publik dan
menggiring persepsi masyarakat sesuai tujuannya.
“Mengingat demikian besar peran media massa di Pilkada, sementara diakui atau tidak media juga memiliki kekurangan, sehingga sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang berkepentingan,” terangnya.
“Mengingat demikian besar peran media massa di Pilkada, sementara diakui atau tidak media juga memiliki kekurangan, sehingga sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang berkepentingan,” terangnya.
Hendaknya dan sebuah keharusan, menurut Urip, media
harus dikembalikan kepada fungsinya yaitu sebagai pilar demokrasi dan melakukan
pendidikan politik bagi masyarakat.
“Oleh karena itu fungsi kehumasan memiliki andil dalam sinergitas,”
jelasnya.
Ketua Bawaslu Blora Lulus Mariyonan menyampaikan, bahwa
disadari persoalan internal fungsi kehumasan segera dibahas untuk lebih
digiatkan lagi.
“Kami sadari, ini nanti segera kami bahas di internal,”
jelasnya.
Rakernis dengan media, menurut Lulus, sudah lama
direncanakan, namun baru kali ini terselenggara dengan mengundang 35 awak media
baik cetak, elektronik dan online.
Ia menjelaskan, kesiapan Bawaslu dalam Pengawasan
Pilkada Serentak tahun 2020 di antaranya sosialisasi pembentukan desa
pengawasan, desa anti politik uang dan penguatan pengawasan partisipatif
berbasis gelar budaya.
“Yang perlu ditekankan adalah memastikan seluruh
masyarakat mengetahui dan menyadari bahwa agenda terpenting kita yaitu Pilkada
2020 terkait dengan tahapan sudah dimulai hari ini,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, open rekrutmen Panitia Pengwasa
Kecamatan (Panwascam) juga perlu diketahui oleh publik, sehingga bagi yang
berminat bisa mengetahui tahapan yang harus dilakukan.
Untuk pengawas Pemilu 2020 dibutukan 2.181 personel.
Itu terdiri Bawaslu Kabupaten 5 orang. Panwascam di 16 Kecamatan 48 orang.
Panwas Desa/Kelurahan 295 orang, PTPS 1.750 orang.
Kemudian Sekretariat Kabupaten 19 orang dan Sekretariat
Kecamatan 64 orang.
“Untuk rekrutmen diberlakukan tes secara online
Computer Assisted Test atau CAT dengan aplikasi yang mudah, sehingga nanti
nilainya juga bisa langsung muncul. Untuk itu kami sudah kerjasama dengan SMKN
1 Blora,” jelasnya.
Masih menurut Lulus, dalam pengawasan melakukan langkah
preemtif, precentif (pencegahan) dan penindakan.
Selain Lulus Mariyonan, turut menyampaikan hantaran
Sugie Rusyono dari Bawaslu Blora. Ia menyampaikan hantaran tentang Catatan
Pengawasan Pemilu 2019 untuk Perbaikan Pilkada 2020.
Seperti isu politik uang, hoaks, dan politisasi SARA
dibutuhkan mekanisme kontra produksi terhadap hoaks dan politisasi SARA.
Sementara politik uang juga menjadi persoalan berulang dalam Pilkada yang membutuhkan penanganan ekstra untuk menjerat unsur subjek pelaku maupun penerima politik uang.
Sementara politik uang juga menjadi persoalan berulang dalam Pilkada yang membutuhkan penanganan ekstra untuk menjerat unsur subjek pelaku maupun penerima politik uang.
“Bersama rakyat awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan
Keadilan Pemilu,” tandasnya.
Dipandu oleh moderator Abdul Muiz, hantaran yang
disampaikan oleh ketiga
Rakernis mendapat
tanggapan awak media yang diundang.
“Kita perlu tahu batasan-batasan aturan khususnya yang
berkaitan dengan saat pelaksanaan kampanye nanti. Karena Pilkada dengan media
massa tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” kata Roy Kurniadi, salah seorang
pewarta media online.
Dengan lebih paham, kata Roy, akan ada kehati-hatian
media sebagai sarana bagi sosialisasi program-program dari para calon pemimpin.
(Endah/KOM).