9 Kampung KB di Kecamatan
Banjarejo Diresmikan Bupati
INFOKU,
BLORA - Sembilan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan
Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah diresmikan Bupati Blora Djoko Nugroho,
Jumat (15/11/2019).
Peresmian itu dilaksanakan sebagai upaya Pemkab Blora
untuk terus memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dari sektor
kependudukan dan keluarga berencana dengan melanjutkan pembentukan Kampung KB
di desa-desa.
Sembilan Kampung KB ini ada di Kecamatan Banjarejo,
yakni Kampung KB Desa Karangtalun, Desa Balongsari, Desa Sumberagung, Desa
Wonosemi, Desa Mojowetan, Desa Gedongsari, Desa Bacem, Desa Sidomulyo, dan Desa
Klopoduwur.
Peresmian sekaligus pencanangan Kampung KB dipusatkan
di Desa Karangtalun dilakukan Bupati dengan pemotongan pita pada gapura masuk
desa dan pemukulan gong.
Saat peresmian, didampingi Kepala Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (Dindalduk KB), dan Forkopimcam Banjarejo.Turut
hadir para Kepala Desa dari masing-masing Kampung KB dan masyarakat setempat.
Dalam peresmian Kampung KB serentak ini juga dibuka
pelayanan kesehatan dan KB gratis oleh Dindalduk KB bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan, Puskesmas, dan beberapa OPD terkait.
“Dari 20 Desa se Kecamatan Banjarejo, baru 9 Desa yang
memiliki Kampung KB. Kami berharap desa-desa lainnya bisa segera menyusul,”
kata Moh Zaenuri, Camat Banjarejo, sekaligus mengucapkan selamat datang kepada
Bupati dan rombongan.
Kepala Dindalduk KB, Achmad Nur Hidayat, menerangkan
bahwa pencanangan Kampung KB ini merupakan kerja bareng lintas sektoral.
“Kampung KB merupakan kerja bareng dengan beberapa OPD
dan organisasi terkait. Yang sudah dicanangkan Bupati harus memiliki perbedaan
dengan desa-desa yang belum dicanangkan,” katanya.
Kampung KB, lanjutnya, harus punya brand masing-masing,
punya ciri masing-masing. Pasca pencanangan harus aktif melaksanakan kegiatan
kependudukan dan KB.
Bupati Blora Djoko Nugroho dalam sambutannya menekankan
bahwa Kampung KB dicanangkan karena direncanakan untuk kegiatan KB.
“Yang punya anak lebih dari dua, sudah di stop. Yang
baru punya satu anak, segera direncanakan tambah anak satu lagi, tidak nambah
malah top. Yang sudah, ya sudah, jangan lihat yang sudah berlalu, semuanya
harus lebih baik,” kata Bupati.
Menurut Bupati, sudah tidak ada lagi kalimat banyak
anak banyak rejeki. Justru banyak anak banyak resiko. Hidup itu banyak resiko,
oleh sebab itu semuanya harus direncanakan. Mau nikah juga harus direncanakan.
“Umurnya sudah cukup apa belum? Fisiknya sudah siap
belum? Pekerjaannya? Kalau sudah nikah direncanakan mau punya anak kapan? Mau
punya anak berapa, jaraknya juga harus diatur agar bisa tercukupi gizinya
dengan baik,” lanjut Bupati.
Itulah, katanya, yang dinamakan berencana biar
masyarakatnya sejahteraa. Kampung KB ini merupakan kerja bareng sehingga Dana
Desa jangan hanya untuk pembangunan fisik saja, namun juga pembangunan SDM.
“Jangan dipakai untuk membangun jalan dan talud saja,
tapi juga pemberdayaan masyarakat desanya. Yang punya anak perempuan, jangan
buru-buru dinikahkan, biar mereka dewasa dulu secara fisik dan mental,” ujarnya.
Usai meresmikan dan mencanangkan Kampung KB, Bupati
melanjutkan peninjauan pelayanan KB yang dibuka untuk masyarakat umum serta
meninjau pameran kerajinan UMKM, hasil bumi, dan kuliner (makanan ringan). (Trisiana/KOM).