Rumah
Artefak Blora dikagumi Masyarakat Rembang
INFOKU, BLORA - Rumah Artefak Blora sukses
mengikuti serta memeriahkan pameran museum dan seni rupa di pendopo museum
Kartini, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamuji, melalui Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Purbakala Dinporabudpar, Eka Wahyu Hidayat mengatakan pada kesempatan ini rumah artefak Blora menampilkan koleksi dari empat peradaban mulai dari masa Pra Sejarah, masa Klasik, Islam, dan Kolonial.
“Rumah artefak Blora mendapat undangan mengikuti pameran museum di Kabupaten Rembang. Kami menampilkan koleksi dari empat peradaban mulai dari masa Pra Sejarah, masa Klasik, Islam, dan Kolonial,” jelasnya, di Blora, Sabtu (26/10/2019).
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamuji, melalui Kepala Seksi (Kasi) Sejarah dan Purbakala Dinporabudpar, Eka Wahyu Hidayat mengatakan pada kesempatan ini rumah artefak Blora menampilkan koleksi dari empat peradaban mulai dari masa Pra Sejarah, masa Klasik, Islam, dan Kolonial.
“Rumah artefak Blora mendapat undangan mengikuti pameran museum di Kabupaten Rembang. Kami menampilkan koleksi dari empat peradaban mulai dari masa Pra Sejarah, masa Klasik, Islam, dan Kolonial,” jelasnya, di Blora, Sabtu (26/10/2019).
Stand rumah artefak Blora yang didesain dengan aneka pernik berbahan lokal dan
tradisional, menurut Eka, mendapat empaty pengunjung untuk melihat dari dekat
dan mendapatkan penjelasan dari petugas.
“Ini kesempatan yang baik. Ternyata mendapat respon dari pengunjung untuk
mengenal dan belajar pontesi kepurkalaan dari Blora. Apalagi kami mendapat
dukungan dari Kepala Dinporabudpar, jadi gayung bersambut,” terangnya.
Dejelaskan lebih lanjut, perwakilan dari empat peradaban, dari pra
aksara/purbakala yakni fosil paus, kepala banteng, gading gajah.
Kemudian juga bekal kubur, dark kubur batu kalang. Dari masa klasik di
antaranya patung nandin. Selanjutnya dari masa Islam dan kolonoial ditampilkan
tosan aji.
“Pengunjung sangat antusias, buku kunjungan penuh. Dapat kami petik, penampilan
perdana rumah artefak Blora sangat sukses. Banyak yang kagum bahwa Blora punya
sekian banyak potensi cagar budaya,” terangnya.
Sementara itu Lukman Wijayanto, salah seorang pegiat rumah artefak Blora yang
bertugas di stand pameran mengungkapkan, sebagian besar pengunjung berharap
agar segera dibuat museum Blora.
“Hal ini mengingat bahwa Blora belum punya museum yang bangunan maupun isinya
milik Pemkab. Rumah artefak Blora masih menempati salah satu ruang di GOR
Mustika. Meski demikian kami hampir setiap hari menerima kunjungan khususnya
dari para pelajar dan mahasiswa,” kata Lukman.
Diketahui pameran dibuka oleh Bupati Rembang H. Abdul Hafidz, Kamis
(24/10/2016) malam.
Menurut Bupati Rembang, pihaknya akan mendorong keberagaman seni yang ada di
daerah agar tetap eksis untuk berkreasi dan berinovasi dalam memberikan karya
yang terbaik. Baik karya seni yang memiliki nilai ekonomi, nilai sosial, nilai
budaya, bahkan memiliki nilai historis.
Diakui, masih banyak orang yang belum familiar dengan adanya museum sehingga
kunjungan wisatawannya juga masih tergolong rendah.
Melalui Pameran yang mengangkat tema ”Museum Menyatukan Keberagaman” diharapkan
bisa membumikan keberadaan museum.
“Saya kira ini menarik, kalau kita tidak tahu jati diri, kita tidak tahu
sejarah, kita tidak tahu masa lalu maka jangan berharap bermimpi untuk masa
depan. Jati diri yang kita miliki ini harus kita ikuti dari kita gali dari
nilai sejarah yang ada,” kata Bupati Rembang, dikutip dari rembangkab.go.id.
Bangsa Indonesia, kata Bupati Rembang, memiliki banyak keragaman dan nilai
sejarah yang luar biasa yang harus diketahui semua anak bangsa.
“Sehingga jangan sampai budaya kita, seni kita diklaim oleh bangsa lain,” kata
Bupati Rembang, dikutip dari rembangkab.go.id.
Kepala Dinas kebudayaan dan pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang, Dwi
Purwanto dalam laporannya menyebutkan, ada 10 museum ikut berpartisipasi dalam pagelaran
pameran tersebut.
Yaitu rumah artefak Blora, museum Jenang Kudus, museum Tosan Aji Purworejo,
museum Nasional Jakarta, museum Sangiran Sragen, museum Rangga Warsito
Semarang, museum RA. Kartini Jepara, museum Pati Ayam Kudus, museum Kretek dan museum
RA. Kartini Rembang.
Melihat antusias tersebut dirinya berharap pameran museum ini dapat menjadi
agenda rutin tahunan yang dapat digelar lebih meriah lagi dalam rangka
peringatan Hari Museum Nasional.
Dalam pembukaan pameran museum dimeriahkan performance tarian Ndolalak dari
Purworejo, performance live painting , dan musik keroncong.
Pameran yang dibuka mulai jam 9 pagi hingga malam hari itu juga diisi dengan
kegiatan seminar museum, Jumat (25/10/2019) pentas seni pelajar dan pada hari
Sabtu (26/10/2019) diisi lomba mewarnai. (Endah/KOM).