Pika Gas Demak Bermasalah


Pipa Gas di Desa Kuripan Demak Semburkan Lumpur
INFOKU, DEMAK - Semburan lumpur yang ditimbulkan oleh adanya pekerjaan proyek flushing atau pembersihan pipa instalasi gas Gresik-Semarang, berdampak terhadap kerusakan di sejumlah rumah dan sawah di Perumahan Griya Sekar Kemuning, Desa Kuripan, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak.
Diketahui pipa gas tersebut menyemburkan air yang bercampur lumpur, Selasa (20/8/2019).
"Semburan lumpur pipa tersebut sekira 7-10 meter," jelas Ketua RT Perumahan Griya Sekar Kemuning, Kamis (22/8/2019).
Sugiyanto menjelaskan, setidaknya 9 rumah warga dan belasan hektar sawah yang tergenangi air.
Ia menyebut, akibat semburan tersebut menyebabkan dinding rumah mengalami retak, dan lantai rumah menjadi turun.
"Petugas proyek sebelumnya bilang akan memperbaiki saluran pipa.
Petugas akan memotong pipa karena ada yang bengkok, dan akan mengeluarkan alat yang menyumbat dalam pipa tersebut," jelasnya.
Sementara untuk lahan sawah yang sudah tergenang lumpur, Sugiyanto belum bisa mematikan akibat kerusakannya.
Ia menjelaskan di lahan sawah tersebut, ditanami warga dengan tanaman pisang, jagung, tembakau dan lainnya.
Lanjutnya, proyek yang sudah berjalan sekira dua minggu tersebut sudah mendapatkan sosialisasi oleh pihak Pertagas.
Namun warga menolak, lantaran memikirkan dampak dan kerusakan akibatnya.
Senada juga disampaikan seorang warga, Bambang. Ia menolak atas pengerjaan proyek tersebut, sebelumnya.
"Sebelumnya kami sudah mendapat penjelasan, akan terjadi semburan air karena debit air yang tinggi, namun kami menolak.
Sekarang sudah terjadi, kami akan minta ganti rugi atas kejadian tersebut," jelasnya.
Ia menyebut lumpur tidak sampai masuk dalam rumah, akan tetapi menggenang di depan ambang pintu.
Air bercampur lumpur tersebut menggenang secara keseluruhan di Perumahan Blok A.
Sementara warga yang lain, Catur Puspita Ningrum, mengaku takut saat pipa tersebut mengeluarkan semburan air.
Ia menjelaskan, rumahnya bergetar saat semburan terjadi.
Suara gemuruh semburan pun membuat ia takut saat di dalam rumah.
"Takut, karena rumah bergetar dan suaranya gemuruh saat semburan terjadi," jelas Pita, yang sekira berjarak tiga rumah dari lokasi semburan pipa, belakang rumahnya tersebut.
Ia menyayangkan berjalannya proyek tersebut, setelah sebelumnya sudah mendapat penolakan dari warga.
Ia menyebut, kompensasi yang ditawarkan tidak sesuai dengan resiko yang diperoleh.
"Kompensasinya hanya sekira Rp 1-3 juta, Sedangkan saat semburan terjadi rumah bergetar dan mengeluarkan suara gemuruh.Belum lagi kalau sudah ada gasnya. Mending, saya pindah dari sini," jelasnya.
Area tersebut telah dipasang garis proyek di area perbaikan.
Sampai saat ini belum ada statemen resmi dari pihak yang bertanggung jawab terkait kebocoran pipa gas tersebut. (Erfin/TRB)
Baca Model tabloid ....?
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru