Posko Mitigasi Bencana Kekeringan


Bupati Blora Launching Posko Mitigasi Bencana Kekeringan pada Lahan Pertanian
INFOKU, BLORA Blora – Pemerintah Kabupaten Blora me-launching posko mitigasi bencana kekeringan pada lahan pertanian. Launching dilakukan Bupati Blora Djoko Nugroho di aula Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Hadir dalam kesempatan itu, Komandan Kodim 0721/ Blora Letkol Inf Ali Mahmudi, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Reni Miharti, Kepala BPS Heru Prasetyo serta perwakilan dari sejumlah OPD terkait.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Reni Miharti mengatakan, pendirian posko dilakukan menindaklanjuti rakor mitigasi di Kementerian Pertanian, beberapa waktu lalu. Di mana, dalam rakor tersebut disebutkan, untuk penanganan kekeringan diperlukan posko mitigasi bencana.
Launching posko ini merupakan tindak lanjut rakor mitigasi di Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu. Posko ini untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, dan banyaknya kekeringan yang terjadi di wilayah,” jelasnya.

Caption : Pemerintah Kabupaten Blora melangsungkan launching posko mitigasi bencana kekeringan pada lahan pertanian
Menurut Reni, berdasarkan hasil identifikasi dan monitoring lapangan, terdapat potensi kekeringan lahan seluas 2.148 hektare, dengan tingkat puso seluas 321 hektare. Angka ini mengalami penurunan jika dibanding tahun 2018 dengan kekeringan seluas 3.512 hektare dan luasan puso sebesar 561 hektare.
Meskipun mengalami penurunan, pihaknya tetap mengantisipasi hal tersebut mengingat nantinya akan  berdampak pada luas panen dan total produksi di Kabupaten Blora pada tahun 2019 ini.
“Kami akan tetap petakan semua itu. Sebab, luas tanam Kabupaten Blora pada bulan Oktober hingga Juni tahun ini seluas 103.900 hektar dengan target 110.000 hektar,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Djoko Nugroho mengatakan, tahun ini kekeringan yang terjadi di Kabupaten Blora tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, adanya posko kekeringan pada lahan pertanian merupakan hal positif yang perlu di lakukan.
“Selain posko kekeringan pada lahan pertanian, juga ada posko air bersih yang dilakukan BPBD. Alhamdulillah, Blora sudah berubah. Kekeringan yang terjadi juga tidak separah 2-3 tahun lalu. Di sejumlah wilayah masih ada sumber mata air,” katanya.
Djoko meminta pada semua pihak terkait bisa belajar dan memahami akan prilaku alam yang terjadi saat ini agar bisa diterapkan di sektor pertanian. “Mungkin saat ini, air masih ada. Tahun depan belum tahu, dan saya minta pemahaman ini juga dilakukan dalam pertanian. Seperti menanam pada musimnya sehingga tidak terjadi kerugian yang besar,” jelasnya.
Lebih lanjut Djoko menjelaskan, Kabupaten Blora setiap tahun mampu panen pani 600 ribu ton. Dari hasil panen tersebut, hanya 24 persen yang dikonsumsi masyarakat Blora dan selebihnya di jual keluar wilayah. Hal ini dinilai menandakan sektor pertanian mengalami kemajuan.(Endah/KM)



Baca Model Tabloid
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru