Infrastruktur di Kotabaru Yogyakarta


Pemkot Yogya Resmikan Padat Karya Infrastruktur di Kotabaru
INFOKU, YOGYAKARTA - Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meresmikan Padat Karya Infrastruktur di RT 21 RW 4, Kelurahan Kotabaru yakni berupa pembuatan cor block sepanjang 161 meter dengan lebar 2 meter, Selasa (27/8/2019).
Kepala Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Lucy Irawati mengatakan bahwa pekerjaan padat karya di lokasi tersebut diselesaikan dalam waktu 18 hari yakni pada 15-26 Agustus 2019.
Adapun jumlah masyarakat yang terlibat sebanyak 52 orang dengan anggaran Rp 129 juta.
"Di RT ini, yang kami kerjakan ke depan masih butuh tindak lanjut. Kami melihat ujung sana belum di talud sehingga masih cukup rawan dan di sebelah kiri kalau hujan rawan longsor. Maka perlu dijaga agar tidak ada kecelakaan pengguna jalan," ujarnya saat sambutan.
Lucy menambahkan bahwa berdasarkan survei pada 2018, dalam menentukan lokasi pihaknya mendapatkan jalan inspeksi tersebut sebenarnya bisa tembus walaupun hanya jalan setapak.
"Tapi akhir-akhir ini jalan sudah tertutup. Kita titipkan tempat ini agar dijaga untuk bisa digunakan kegiatan yang bermanfaat," urainya.
juga menambahkan bahwa persoalan sampah menjadi hal yang serius di tempat tersebut.
Pasalnya area yang dibangun ternyata selama ini dijadikan tempat buangan sampah.
"Di Kotabaru ini cukup prihatin karena mulai hari pertama sampai tadi (kemarin) malam, usung-usung (angkat-angkat) sampah nggak ada selesainya karena di sana tempat pembuangan sampah," ungkap Lucy.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan bahwa pengerjaan padat karya tersebut sebenarnya merupakan usulan dari warga yang menginginkan adanya jalan tembusan yang menghubungkan Jembatan Gondolayu dengan Jembatan Segoro Amarto.
Caption : Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meninjau pekerjaan padat karya di Kotabaru, Selasa (27/8/2019). 

"Kali ini kita kerjakan tapi terbuntu dengan bangunan yang ada. Upaya untuk M3K (mundur, madep, munggah, kali) harus terus dilakukan, Sungai harus tertata rapi dan kita smeua harus bisa untuk mundur (bangunan)," ucapnya.
Terkait pemanfaatan jalan tersebut, Heroe mengatakan bahwa banyak turis yang tinggal di hotel dan setiap pagi jalan-jalan mengunjungi perkampungan warga di sekitar sungai.
"Mereka ingin melihat originalitas kampung. Bahkan ada yang ingin merasakan tinggal dan tidur di dalam rumah warga. Ini yang sedang ingin kita tumbuhkan yakni kesadaran warga, termasuk untuk mundur," terangnya.
Ia pun menambahkan bahwa penataan tersebut berasal dari anggaran dari OPD dan belum masuk dalam Musrenbang.
Harapannya, untuk pengerjaan ke depan, proyek tersebut bisa dimasukkan ke Musrenbang sehingga bisa dikerjakan secara bertahap dan keinginan untuk menyambung jalan yang sudah ada bisa terwujud.
Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, selain padat karya di Kotabaru, dua lokasi lain juga sudah diselesaikan.
Anggaran melalui mekanisme dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) DIY sebesar Rp 516 juta meliputi empat lokasi yakni RT 04 RW 01 Bener yakni talud Sungai Widuri 40 meter persegi, RT 47 RW 14 Prawirodirjan yakni talud Sungai Code 45 meter persegi, dan RT 21 RW 04 Kotabaru cor blok 402,5 meter persegi.
Sementara 1 lokasi yakni di Klitren masih menunggu beberapa persiapan. (Mughnii/TRB)