Sosialisasikan Pengawasan Pemilu Partisipatif
INFOKU, BLORA - Pagelaran wayang kulit dalam
rangka sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif berbasis kebudayaan digelar
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Blora, Sabtu (16/3) malam. Kegiatan
yang diadakan di halaman kantor Bawaslu tersebut bekerja sama dengan Persatuan
Pedalangan Indonesia (Pepadi).
Dua
dalang unjuk kemampuan di acara itu. Yakni Ki Nuryanto dan Ki Sujiarto Jreng.
Lakon yang disuguhkan berjudul Kangsa Adu Jago. Untuk meramaikan acara,
ditampilkan pula dagelan Gareng Tuban.
Ketua
Bawaslu Blora Lulus Mariyonan mengemukakan, pertunjukan wayang kulit menjadi
media berkumpulnya masyarakat sekaligus menjadi sejarah menghadapi pemilu 2019.
Melalui
pagelaran wayang kulit ini, Bawaslu Blora, kata Lulus Mariyonan, mengajak semua
masyarakat untuk menggunakan hak pilih dalam pemilu 2019 sekaligus mengawasi
seluruh tahapan pemilu. ”Mari secara partisipatif kita awasi. Bersama rakyat
awasi pemilu.
Bersama
Bawaslu tegakkan keadilan pemilu,” tegasnya. Menurut Lulus, kesuksesan Pemilu
2019 bukan hanya dari segi target banyaknya pemilih yang menggunakan hak suara.
Tetapi
juga kualitas partisipatif masyarakat dalam proses atau tahapan pemilu. Pemilu,
tidak hanya jujur dan adil (jurdil), langsung umum bebas dan rahasia (Luber).
Tapi juga bersih, berintegritas dan bermartabat. Pihaknya bersepakat melawan
politik uang dan informasi hoaks.
Kemudian
mengajak menjaga netralitas bagi ASN, kepala desa dan penyelenggara pemilu.
”Kami mengedepankan upaya pencegahan, pemetaan, koordinasi dan peningkatan
pengawasan partisipatif dari masyarakat,” ujar Lulus Mariyonan.
Bupati
Djoko Nugroho dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Setda) Blora Purwadi Setiono memberikan
apresiasi setinggitingginya atas terselenggaranya pagelaran wayang kulit
tersebut.
Menurut
dia, tahapan pemilu dan prosesnya cukup panjang dan rumit. Sehingga perlu kesiapan
dan kedewasaan pemilih. Kompetisi antarpeserta pemilu pun tidak bisa
dihindarkan.
”Untuk
itu, kepada Bawaslu kami persilakan untuk mengajak berbagai komunitas maupun
organisasi masyarakat untuk andil menjadi mata dan telinga pengawasan pemilu,”
tuturnya. Tujuannya tak lain untuk meminimalisasi kecurangan yang mungkin akan
terjadi dalam pemilu 2019.
”Dengan
sosialisasi ini kami harapkan dapat menumbuhkan semangat masyarakat untuk turut
mengawasi tahapan pemilu,” ujar Purwadi. Menurutnya, pengawasan akan lebih
efektif dengan adanya kemudahan informasi dari masyarakat untuk memberikan
pengaduan ataupun pelaporan. (Endah/SM)