Prabumulih Belajar Pengelolaan Sumur Minyak



Kunker ke Blora,
Pejabat Pemkot Prabumulih Belajar Pengelolaan Sumur Minyak Tua Blora
INFOKU, BLORA - Sejumlah pejabat dari Pemkot Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan melangsungkan kunjungan kerja ke Blora. Kedatangan rombongan yang dipimpin langsung Walikota Prabumulih Ridho Yahya ini dilakukan dalam rangka belajar pengelolaan sumur minyak tua.
“Tujuan kami kesini ingin melihat bagaimana model pengelolaan sumur minyak tua di Blora. Soalnya di wilayah kami, warganya tidak diberi kesempatan oleh Pertamina untuk ikut mengelola sumur minyak tua,” ungkap Ridho Yahya.
Bupati Blora Djoko Nugroho mengungkapkan rasa senangnya karena menjadi daerah tujuan belajar pengelolaan sumur minyak tua.
Menurutnya, pengelolaan sumur minyak tua yang dilakukan di Blora merupakan yang terbaik dan paling patuh terhadap regulasi. Sehingga, daerah melalui BUMD dan masyarakat yang tergabung dalam komunitas penambang lokal diberikan izin dari Pertamina untuk mengelolanya.
Dalam kesempatan itu, Djoko juga mengutarakan keinginan Pemkab Blora untuk gantian belajar tentang pengelolaan city gas atau jaringan gas rumah tangga.
Sebab, di Prabumulih, program city gas telah dikelola baik oleh BUMD dan sudah menyasar ribuan sambungan rumah tangga.

 Caption : Walikota Prabumulih didampingi Wakil Bupati Blora Arief Rohman, Direktur BUMD PT BPE dan beberapa OPD terkait saat melihat langsung kondisi sumur minyak tua di Desa Ledok, Kecamatan Sambong.


“Kita disini untuk saling belajar. Prabumulih belajar sumur minyak tua yang nanti akan dijelaskan oleh Direktur BUMD PT  Blora Patra Energi (BPE). Sedangkan kita juga ingin belajar masalah city gas,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur BUMD PT BPE Christian Prasetya menyampaikan, pihaknya mulai dipercaya oleh Pertamina dan mengantongi izin pengelolaan sumur minyak tua pada tahun 2017 lalu. Dimana dibawah BUMD ini ada perkumpulan penambang minyak dan kelompok penambang.
“Kami mengelola sumur minyak tua yang ada di lapangan Ledok, tepatnya Desa Ledok Kecamatan Sambong, sejumlah 196 titik sumur. Namun yang beroperasi dan berproduksi sebanyak 125 titik sumur,” ungkapnya.
Agar pengelolaan sumur minyak tua ini bisa menyerap tenaga kerja lokal sekitar tambang, maka pihaknya sengaja memakai sistem timba memakai tripod atau menara kaki tiga. Jika ditimba dengan mesin maka akan minim pekerja.
“Setiap satu titik sumur setidaknya ada dua sampai empat pekerja setiap hari yang bertugas untuk menimba. Sehingga total ada 400 pekerja yang menambang minyak di lapangan Ledok ini,” lanjut Christian.
Dari jumlah sumur minyak tua tersebut, selama satu tahun di 2018 kemarin telah berhasil menaikkan minyak sebanyak 9.290.890 liter atau 58,430 barrel. Jika dirata rata setiap bulan menghasilkan minyak 775.000 liter atau 4,870 barrel.
Sejumlah regulasi yang mengatur tentang pengelolaan sumur tua juga disampaikan. Mulai dari Permen ESDM hingga Perbup tentang pendirian BUMD PT BPE.
Usai dialog di pendapa rumah dinas bupati, rombongan Walikota Prabumulih beranjak ke lapangan guna melihat langsung kondisi sumur minyak tua di Desa Ledok, Kecamatan Sambong.
Dalam kunjungan ini, rombongan dari Prabumulih didampingi Wakil Bupati Blora Arief Rohman, Direktur BUMD PT BPE dan beberapa OPD terkait.
Setelah melihat sumur minyak tua, rombongan beralih ke kampus PEM Akamigas Cepu. Pasalnya Pemkot Prabumulih juga ingin mengajukan pendirian kampus migas di wilayahnya.(Agung/KM)

Lihat Model Tabloid....
Gambar  Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru