Kodrat Seorang Wanita Sebagai
Kartini Masa Kini
Penulis Drs Ec Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi
tabloid INFOKU – diolah dari 7 sumber berbeda)
Raden Ajeng Kartini
adalah simbol perjuangan Wanita Indonesia. Beliau juga merupakan pelopor dari
gerakan emansipasi Wanita. Ia dengan gigih membela dan memperjuangkan hak-hak
kaum Wanita. Serta, beliau rela berdiri dipaling depan demi menyuarakan bahwa
Wanita berhak bebas dan terlepas dari belenggu kaum penjajah. serta Wanita tak
semestinya dijajah oleh kaum Pria.
Kebebasan Wanita pada saat itu sangat dibatasi. Budaya patriarki sangat
didewakan pada masa itu. Kedudukan dan derajat Wanita dianggap lebih rendah
daripada Pria.
Oleh karena itu, mereka tidak memiliki kebebasan sebagaimana yang dimiliki
oleh kaum Pria. Baik itu kebebasan mengeyam pendidikan, kebebasan bekerja,
kebebasan memiliki jabatan bahkan kebebasan atas pendapat. Semua hal tersebut
tidak dimilik oleh kaum Wanita.
Atas dasar itulah Raden Ajeng Kartini sebagai seorang gadis yang dilahirkan
di lingkungan priayi dan dari keluarga yang maju. merasa bahwa dirinya harus
membawa kaumnya dari belenggu adat istiadat masyarakat, yang berpendapat bahwa
“Derajat Wanita itu lebih rendah daripada kaum Pria”.
Kartini mengawali perjuangannya dengan mencoba mendirikan sekolah untuk
anak-anak gadis di kota kelahirannya Jepara. Ia merasa bahwa ia harus
mengangkat derajat dan martabat seorang wanita melalui ilmu pengetahuan.
Berbekal tekad dan kemauan keras ia terus berupaya dalam rangka memperbaiki
nasib kaum wanita disekitarnya. Atas dasar itulah Kartini terus tergerak
hatinya untuk membawa perubahan dan mengupayakan gerakan emansipasi Wanita pada
saat itu.
Di zaman yang serba modern ini, gerakan emansipasi telah banyak dilakukan
olehkaum Wanita di dunia tak terkecuali di Indonesia. Kedudukan Wanita dan Pria
pada masa ini sangat jauh berbeda dari masa lampau. Bahkan tidak jarang
kedudukan Wanita justru lebih tinggi daripada Pria. Dan tidak sedikit pula
Wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia.
Melihat hal yang demikian tentunya, Wanita saat ini tidak bisa dipandang
sebelah mata lagi. Seiring perkembangan zaman itulah, Wanita Indonesia dapat
mensejajarkan diri mereka dengan kaum Pria dari berbagai bidang kehidupan, baik
di bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain sebagainya.
Kartini masa kini adalah sebutan yang paling cocok disandang oleh wanita
Indonesia Saat ini. Kartini masa kini adalah orang yang mandiri, baik secara
finansial maupun dalam keperibadian. Serta mereka memiliki kecerdasan dan daya
guna. yang artinya, mampu memberikan manfaat, baik itu untuk diri mereka
sendiri maupun untuk lingkungannya.
Akan tetapi, sesuai kodratnya sebagai seorang wanita, mereka memang
diciptakan berbeda dari kaum Pria. Dalam ber-emansipasi, bukan suatu kesalahan
sebagai seorang Wanita berpendidikan tinggi. Dan memiliki derajat yang lebih
tinggi daripada Pria.
Namun, bukan juga suatu keharusan seorang Wanita menjalani hidupnya dengan
tanggung jawab bekerja ataupun melakukan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan
oleh kaum Pria.
Selama wanita itu belum memiliki pasangan hal itu mungkin dapat ditoleran.
Namun, akan berbeda cerita jika Wanita tersebut sudah memiliki pasangan
hidupnya.
Tantangan yang akan dihadapi oleh kaum Wanita saat ini dalam
ber-emansipasi, yakni harus menjalankan peran ganda tanpa harus meninggalkan
kodratnya sebagai seorang Wanita.
Disatu sisi, Wanita dituntut untuk selalu “produktif” dalam karir maupun
kehidupan bermasyarakatnya.
Namun, di sisi lain bagi seorang Wanita yang belum memiliki pasangan mereka
harus mengabdi pada orang tua. Dan jika telah memiliki pasangan hidup, Wanita
dituntut mengabdi pada suami. Serta menjadi ibu dan panutan bagi anak-anaknya
kelak. Hal itulah yang akan menjadi tantangan terbesar bagi kaum Wanita.
Perjuangan R.A. Kartini bertujuan agar Wanita lebih cakap dalam menjalankan
kewajibannya. Bukan untuk membuat bahwa kaum Wanita merupakan saingan dari kaum
Pria. Kartini tidak pernah mendorong kaum Wanita dalam meraih kebebasan dengan
meninggalkan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang Wanita.
Sosok Kartini merupakan
gambaran Wanita yang “haus” akan keseimbangan peran sosial- budaya dan agama.
Emansipasi Wanita tidaklah mudah. Perjuangan kaum wanita dalam menyetarakan
gender terkadang butuh pengorbanan yang besar. Seperti halnya yang dilakukan
oleh Raden Ajeng Kartini.
Kehidupan kaum Wanita saat ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya.
Sebagai “Kartini masa kini” tentunya bukan hanya bisa menerangkan konsep dari
emansipasi saja.
Akan tetapi, spirit Kartini juga harus ditanamkan untuk selalu berprestasi
dalam segala bidang tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang Wanita.
Emansipasi Wanita janganlah disalahartikan, atau diterjemahkan secara
gamblang. Bahwasanya Wanita itu sama dengan Pria. Tentu saja definisi itu salah
besar. Masyarakat juga harus memahami makna kesetaraan gender yang sebenarnya.
Karena pada dasarnya Pria dan Wanita memiliki peranan masing-masing dalam
kehidupanya.
Peran kaum Wanita tidak serta-merta menghilangkan peran kaum Pria. Namun,
Wanita juga memiliki hak dan kewajiban dalam mengemban tanggung jawab, baik itu
berupa karir ataupun dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Tentunya jasa dari Raden Ajeng Kartini sangatlah bermanfaat bagi kehidupan
bangsa Indonesia khususnya bagi kaum Wanita. Hal ini dibuktikan dengan adanya
Wanita memegang peran penting dalam membangun bangsa.
Demi membangun Indonesia tanpa diskriminasi. Kaum Wanita juga tidak boleh
melupakan hakikat sebagai seorang Wanita. Sudah seharusnya mereka menyadari
kodratnya sebagai seorang Wanita, yang diharapkan nantinya menjadi pendidik pertama
bagi anak-anaknya kelak.
Sudah sepantasnya Wanita sebagai sosok yang dihormati dan dihargai serta
dilindungi dari berbagai kekerasan dan ancaman. Namun, sudah menjadi tugas
Wanita pula mengingatkan makna kebebasan dan emansipasi yang sebenarnya
terhadap generasi muda. Mengingat emansipasi sudah banyak yang disalahartikan.
Saat ini nama Kartini telah menjadi legenda sekaligus menjadi simbol
perjuangan bagi kaum wanita. Tepat tanggal 21 april nanti, bangsa Indonesia
khususnya kaum Wanita akan memeperingati hari lahir Raden Ajeng Kartini, yang
saat ini kita kenal dengan hari emansipasi wanita. Momentum tersebut haruslah
menjadi sarana dalam memaknai hakikat kesetaraan gender yang sesungguhnya.
Kehidupan yang serba modern menjadi tantangan tersendiri bagi kaum Wanita
dalam mengambil peran dari berbagai bidang kehidupan. RA Kartini merupakan
sosok yang fundamental sekaligus fenomenal, beliau patut menjadi panutan bagi
kaum Wanita masa kini.
“Bangsa yang besar
adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah dan jasa-jasa pahlawannya
yang berjuang hanya untuk bangsa tercinta ini. Ir. Soekarno.” sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepantasnya
kita dapat memanfaatkan dan menghargai apa yang telah diperjuangkan oleh R.A.
Kartini dengan sebaik-baiknya. Salah satunya dengan menjunjung tinggi hak-hak
kaum Wanita serta menjadikan Wanita sebagai subjek dan bukan hanya sebagai
objek.
Sudah saatnya “Kartini masa kini” mencatatkan dirinya sebagai pelaku
emansipasi yang mampu mengambil peran demi terciptanya bangsa Indonesia yang
lebih baik dan bermartabat. Tanpa harus menghilangkan hakikat dan kodratnya
sebagai seorang Wanita.
“Habis
gelap terbitlah terang” semoga cita-cita dan spirit Kartini selalu terpendam
dalam hati seluruh masyarakat Indonesia dan senantiasa menjadi penerang dalam
memajukan apa yang telah beliau perjuangkan sebelumnya.###
Klik Gambar Baca Model Tabloid