Juara
Dayung Dunia yang Tukang Sapu di Blora Curhat ke Menpora
INFOKU,
BLORA
– Adanya bonus miliaran rupiah yang diberikan Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora) kepada para atlet peraih medali di ajang Olimpiade Rio
2016 ternyata berdampak juga kepada para atlet lawas yang kini kehidupannya tak
seberuntung atlet sekarang.
Hal itu ditunjukkan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nachrowi, yang memberikan perhatian
khusus kepada mantan atlet yang pernah meraih prestasi di ajang internasional.
Salah satunya Karni
(49) mantan atlet dayung internasional yang kini hanya bekerja sebagai tukang
sapu di Taman Tirtonadi Kota Blora.
Setelah beberapa
kali diberitakan di media, Menpora langsung menelpon Karni melalui Wakil Bupati
(Wabup) Blora Arief Rohman.
Menpora berbicara
langsung dengan Karni yang pernah meraih 3 medali emas dari ASEAN Games, SEA
Games dan kejuaraan internasional dayung Dragon Boat di Hongkong.
”Saya sudah
mendengar kabar tentang Bu Karni. Bagaimana kabar ibu sekarang? Sehat kan? Ibu
adalah inspirasi buat kami, pahlawan kami di bidang olahraga. Kami turut
prihatin, semoga ada jalan keluar. Tolong Pak Wabup, Bu Karni lebih
diperhatikan lagi,” ujar Imam Nachrowi melalui telepon selular.
Sambungan telepon
dengan Menpora terjadi saat Wabup bersama Bank Jateng dan Forkopimcam Blora
Kota mendatangi rumah Karni di Dukuh Mogo, Desa Purwosari, Kecamatan Blora.
Sekadar mengingatkan,Karni
adalah salah satu mantan atlet dayung Blora, yang bernasib kurang beruntung. Di
saat rekan-rekan seperjuangannya sesama mantan atlet dayung telah diangkat
menjadi PNS, Karni hanya berstatus pegawai honorer dan bertugas menyapu Taman
Tirtonadi yang dikelola Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora.
”Saya gagal jadi
PNS karena faktor ijazah. Saat ada pemberkasan pegawai honorer yang akan
diangkat menjadi PNS pada 2010, ijazah saya dianggap tidak sesuai. Saya
mengabdi menjadi pegawai honorer sejak 1998, namun ijazah SD saya tahun 2008,”
tandas Karni, yang mengaku hanya lulusan SD.
Karni mengaku
merasa lega bisa berbicara Menpora Imam Nachrawi melalui sambungan telepon.
”Saya lega bisa
berbicara langsung dengan pak menteri dan mencurahkan isi hati,” kata Karni,
wanita kelahiran 1 Januari 1968 ini. Sampai sekarang, saya belum PNS. Saya
menyadari, hanya tamatan SD. Jadi, saya syukuri saja,” tambahnya.
Kedatangan wabup ke
rumah Karni mewakili Bupati Djoko Nugroho menindaklanjuti informasi pemberitaan
atlet dayung berprestasi yang menjadi petugas kebersihan taman Tirtonadi.
”Bu Karni ini
sebenarnya bukan dilupakan, tetapi sejak lama sudah diperhatikan oleh pemkab
dengan dijadikan tenaga honorer. Gajinya pun sudah setara UMR senilai Rp 1,2
juta per bulan. Ia gagal jadi PNS pasalnya Bu Karni saat itu belum punya Ijazah
SD sehingga tidak bisa mengikuti pemberkasan. Sedangkan kini usianya sudah 49,
maksimal pengangkatan saat usia 35. Kami mengusulkan kepada Menpora agar Bu
Karni bisa jadi bintang iklan salah satu produk minuman jamu,” kata wabup.
Pada kesempatan
tersebut, Wabup juga melakukan telewicara dengan Gubenur Ganjar Pranowo.
Menurutnya, Pemkab
akan berupaya memperjuangkan nasib Karni agar lebih bahagia di hari tua.
Misalnya, menjadi pelatih dayung atau diberikan modal untuk usaha.
”Anak Bu Karni yang
sekarang masing kelas XII SMK di jurusan mesin. Nanti anaknya bisa kami
perhatikan, misalnya dalam hal pendidikannya kelak maupun pekerjaannya,” tandas
wabup. Dalam kesempatan itu, diberikan pula bantuan dana sosial dari Pemkab dan
Bank Jateng kepada Karni.(Endah/KM)
Baca Model tabloid ....?
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru