Pemkab
Rohil Undang Investor Kelola Potensi Alam
INFOKU, BAGANSIAPIAPI,ROHIL - Komitmen
pemerintah Kabupaten Rokan Hilir untuk mengembangkan industri Hilir sudah masuk
dalam program pasangan Suyatno - Jamiluddin beberapa waktu lalu. Hingga tahun
2015, berdasarkan data dari Disperindag, sektor industri yang ada di Rokan
Hilir sebanyak 288 unit (68,90 persen) yang terdiri dari industri hasil pertanian
dan kehutanan, 119 unit (28,47 persen) usaha industri logam,
mesin dan kimia, serta sisanya 11 unit (2,63 persen)
industri aneka.
Salah satu bentuk
komitmen pemerintah untuk menggalak sektor industri di Rokan Hilir, adalah
dengan cara menggandeng para investor baik yang berada di dalam maupun luar
negeri.
Pada dasarnya,
dengan dibangunnya industri baru, akan dapat menyerap tenaga kerja yang ada
ditiap kecamatan. Hingga kini, tercatat industri yang sudah ada dikecamatan
Bangko dan Kecamatan Bagan Sinembah, masing-masing 136 usaha (32,54 persen) dan
91 usaha (21,77 persen). Di Kecamatan Pasir Limau Kapas terdapat
47 usaha (11,24 persen), sedangkan untuk kecamatan lain
jumlahnya antara 6 sampai 31 usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak
2.469 orang.
Dalam kesempatan
menghadiri event besar, Bupati Rokan Hilir Suyatno. sering mengajak seluruh
investor untuk menanamkan modalnya membangun industri di Rokan Hilir.
Bahkan dirinya
berjanji akan mempermudah dokumen perizinan bagi pengusaha yang ingin
berinvestasi di Rohil. Mengingat sumber daya alam di Rokan Hilir masih banyak
yang belum tergarap, maka itu akan menjadi peluang bagi investor untuk
memperoleh keuntungan yang menjanjikan.
Tidak hanya itu,
Suyatno juga mencoba menggandeng perguruan tinggi Universitas Riau untuk
melakukan riset pengembangan industri sektor migas dan non migas. Menurutnya,
perguruan tinggi di Riau dinilai sebagai sumber potensial untuk mendorong
Pemkab Rohil untuk menggagas kerjasama Duo helix. Konsep ini mencakup
kesepahaman kerjasama antara perguruan tinggi dengan Pemerintah daerah.
"Intinya,
bagaimana riset yang dilakukan UNRI akan berguna bagi pemerintah daerah. Nanti
pemerintah daerah akan memfasilitasi melalui regulasi atau kebijakan,"
Kata Suyatno.
Dia mengharapkan,
riset yang dilakukan oleh kalangan akademisi akan didukung pengusaha untuk
membuat industri. Sedangkan pemerintah dalam hal ini adalah untuk membuat
regulasi tentang itu.
"Kita ajak
para investor nanti masuk kemari itu harapan kita. Bahkan saat ini sudah ada
beberapa investor yang menanamkan modalnya di Rohil. Saya juga telah
menginstruksikan Kepala Dinas Kehutanan segera berangkat ke Pekanbaru untuk
melobi perusahaan-perusahaan dari China dengan harapan bisa menanamkan modalnya
di Negeri ini. Bisa saja industri perhotelan dan banyak lagi," Kata
Suyatno.
Berkaitan dengan
hal itu, untuk memudahkan transaksi non tunai bagi usaha industri ditiap
kecamatan, pemerintah juga menggandeng lembaga perbankan untuk melayani nasabah
ditiap kecamatan.
Salah satunya, Bank
Riau Kepri. Dengan membuka cabang di Pujud baru baru ini, diharapkan keberadaan
Bank Riau akan menggalakkan pembangunan industri perkebunan kelapa sawit,
pembangunan infrastruktur, UMKM, dan sektor perekonomian lainnya didaerah itu.
Selain industri
perhotelan dan perkebunan, Rokan Hilir juga sedang menggalakkan industri
perikanan. Dari produk perikanan tersebut, telah berkembang industri
pengolahan gilingan terasi sampai 2016 sebanyak 54 Industri dengan jumlah
produksi pertahun 12,632 ton dengan nilai investasi mencapai Rp 6,2 Miliar.
Pasar terasi sangat
luas baik dari sisi domestik maupun luar negeri. Produk terasi gilingan
industri rumah tangga dapat dipasarkan disekitar Pekanbaru, Sumatera Utara,
Kabupaten Rokan Hilir dan bahkan wilayah lainnya di Indonesial. Selain itu juga
diekspor ke Singapura dan Malaysia.
Menurut keterangan
Kadis Perikanan, Muhammad Amin,SP sentra penggilingan utama industri gilingan
terasi yaitu dikecamatan Kubu, Pasir Limau Kapas, Bangko dan Sinaboi.
Amin menambahkan,
terasi asal Kabupaten Rokan Hilir khususnya Bagansiapiapi sudah dikenal sampai
ke negara tetangga. Produk olahan ikan laut ini, tidak pernah putus diekspor
dalam kurun waktu satu tahun. Dalam sehari, satu kapal bisa mengangkut 16 Ton
terasi dengan tujuan Malaysia.
Permintaan terasi
meningkat terutama pada saat bulan Ramadhan hingga jelang Idul Fitri. Namun
demikian, permintaan terasi sering terjadi fluktuasi mengingat eksportir juga
mengekspor ikan segar. Sungguhpun demikian, kondisi itu tidak berlangsung lama
dan permintaan kembali normal.(Moris)
Baca Model tabloid ....?
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru