Bersama timnya,
mantan atlet dayung itu berhasil meraih 3 medali emas dan 1 perak.
“Saat itu saya
satu-satunya atlet dayung perempuan dari Blora. Saya berlatih dengan
sungguh-sungguh dan tekun. Latihannya di waduk Tempuran,” kata Karni, di Blora,
dikutip dari www.blorakab.go.id.
Tidak hanya di
tingkat internasional, namun beberapa kali juga mengikuti kejuaraan di tingkat
nasional dan provinsi.
Dari capaian
prestasinya itu, Karni direkrut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Blora sebagai
tenaga kontrak dan menjadi petugas kebersihan di tempat wisata.
Sejak tahun 1998,
Karni beberapa kali alih tugas, mulai dari petugas kebersihan di taman dan
kolam renang Sayuran, Taman Sarbini dan terakhir di Taman Tirtonadi Blora.
Aktivitasnya,
selain menyapu dan memunguti sampah, juga mencabuti rumput bersama rekan
lainnya.
“Sampai sekarang
saya belum PNS, saya menyadari hanya tamatan SD. Jadi saya syukuri saja,”
ungkapnya.
Karni berhasil
membawa nama baik Kabupaten Blora dan Negara Repulik Indonesia.
Dirinya juga
mengaku mendapatkan uang setelah mengikuti kejuaraan. Selain itu juga
mendapatkan bantuan untuk rehab rumahnya di Desa Purwosari, Kecamatan Blora.
“Ya saya dapat
hadiah uang, tetapi itu dibagi bersama tim. Saya juga pernah dapat bantuan uang
100 juta, tetapi itu untuk rehab rumah saya,” ujar ibu satu anak itu.
Menurutnya,
olahraga dayung sangat menantang dan menyenangkan. Hanya, untuk mengikuti
kejuaraan perlu intensif berlatih.
“Kalau untuk
sekadar uji nyali dan hobi, silakan saja, tapi kalau ingin sunguh-sungguh dan
mengikuti lomba tentu saja harus giat serta perlu pelatih khusus, jangan
menganggap enteng lawan,” ungkapnya.(Endah/KM)