Juli TPP PNS Bakal
Diturunkan
INFOKU, BLORA- Target PAD Blora 2016 yang disepakati era
pj Bupati Blora Ihwan Sudrajat dan DPRD
Blora yakni sebesar Rp 208,16 Miliar nampaknya sulit
terealisasi.
Beberapa tokoh masyarakat yang
dikonfirmasi INFOKU, mulai dari tokoh masyarakat , Mantan Anggota DPRD, LSM
atau Pensiunan mengatakan target itu terlalu besar dan kurang realistis di
Blora.
Dari data yang didapat Infoku, PAD
Blora Jumlah tersebut meningkat 51 persen dibanding target PAD 2015 sebesar Rp
137,3 atau naik 32 persen dari realisasi PAD 2015 sebesar Rp 157,092 miliar.
Menurut prediksi Gunadi Kepala
DPPKAD Blora pada tahun ini Target PAD sulit terealisasi.
“Saya kira kisaran 70-80 % dari target yang dapat dicapai pada tahun
ini,” katanya.
Saat ditanya apakah ada dampak TPP
PNS bila target PAD tidak tercapai ?
Dengan tegas Gunadi menjawab TPP
akan diturunkan, karena TPP dihitung berdasarkan PAD.
“Kemungkinan bulan Juli mendatang
TPP ditinjau ulang,” tegas Gunadi.
Sebagaimana diketahui Kenaikan Tambahan
Pendapatan Pegawai (TPP) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengimbangi target
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Blora.
Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Blora menyediakan anggaran sebesar Rp39 Miliar untuk
membayar TPP tersebut.
Pada APBD Blora Tahun Anggaran 2016, untuk jumlah Pendapatan Daerah Rp. 1.954.734.323.000,-
dengan rincian Pendapatan Asli Daerah Rp. 208.168.641.000,- Dana Perimbangan
Rp. 1.173.509.641.000,-, Lain-lain Pendapatan yang sah Rp. 573.056.041.000,-.
Sementara ditempat
terpisah salah satu mantan wakil ketua DPRD Blora Haryono SD berkomentar bahwa
targat PAD yang dinaikan sebesar 32 % dari tahun sebelumnya sangat berpengaruh
pada masyarakat.
Lanjutnya, sebagai contoh beberapa
waktu lalu terjadi gejolak pada para pedagang pasar Jepon.
PAD yang dibebankan Pemkab Blora kepada Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM (Disperindagkop UMKM) pada tahun 2016 ini ternyata cukup
tinggi.
Ditahun 2015 lalu PAD hanya ditarget Rp 3 miliar, namun tahun 2016 ini
targetnya dinaikkan 166% lebih hingga menjadi Rp 8 miliar.
Untuk mencapai target tersebut salah satu sektor yang harus dimaksimalkan
adalah retribusi pasar tradisional.
“Hal inilah yang menjadi persoalan tersendiri bagi para pedagang karena
kenaikan sewa Ruko dan sewa los dalam pasar yang dinaikkan cukup tinggi dirasa
sangat memberatkan para pedagang pasar jepon tersebut,” jelas Haryono.
Demikian juga dengan Amin Faried Ketua Blora Critis Center sangat
menyesalkan target PAD yang dibebankan pada Pemkab Blora sebesar itu.
“Toh akhirnya yang menjadi korban rakyat agar PAD tercapai, Retribusi dan
Pajak dinaikan, e e e gak tahunya untuk pembayaran TPP PNS, ini yang saya tidak
setuju,” katanya.
Lanjut Amin keputusan Peningkatan PAD yang berdampak kenaikan TPP PNS
diambil jelang Pilkada lalu jelas ada kepentingan politik.
“Terbukti kan di daerah kantong PNS, Djoko Nugroho kalah suara namun secara
keseluruhan menang, sehingga waktu itu muncul kalimat Ihwan Sudrajat Bupatine PNS, Djoko Nugrho Bupatine Rakyat,”
terang Amin.
Untuk itu dia berharap agar PAD Blora tidak dipaksakan tercapai, dengan
jalan pembebanan retribusi atau pajak masyarakat yang tinggi. (Vina/Endah/Agung)
Baca Model tabloid ....?
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru