Dengan Twitter, Pembatik Blora Bisa
Menjual dan Bertemu Gubernur
INFOKU,
BLORA–
Batik sudah menjadi identitas bagi bangsa Indonesia. Di Blora sendiri, ada
banyak pembatik, salah satunya Ana Nimas (40), warga Desa Beran, Blora.
Ia memulainya
sebagai pembatik sejak lima tahun silam. Sehari-hari, ia dibantu suaminya untuk
mengerjakannya.
Saat Musrenbang
pada Kamis (31/3/2016) ada yang menarik darinya, ia dipanggil oleh orang nomor
satu di jawa Tengah, Ganjar Pranowo, untuk membeli langsung batik buatannya.
“Saya ndredeg,
tidak percaya, di depan banyak orang saya mendapat pujian,” ujar ibu dua anak
itu.
Saat itu, ia sangat
terkejut saat dipanggil dan diminta maju di depan para bupati yang hadir saat
itu. Keperluan Ganjar memanggilnya adalah untuk membeli kain batik hasil
buatannya.
Ia mengaku, Ganjar
tertarik batik buatannya yang ia namai Pring Jaipong. Kenapa? Dalam batik
buatannya, terdapat motif bambu yang meliuk-liuk seolah-olah menggambarkan
penari Jaipong. Seketika itu juga mendapatakan kritikan dari Ganjar.
“Kenapa Jaipong, kan
itu dari Jawa Barat,” ujar Ganjar kepadanya. “Berhubungan dengan suami saya
yang asli dari Jawa Barat,” jawab Ana.
“Mbokya, diganti yang asli dari Blora, Pring Tayub,”
pinta Ganjar.
Ibu dua anak itu
pun menyetujuinya. Seperti halnya pembatik yang lain, ia mengaku, terkait motif
yang sering dia buat sangat bermacam-macam, namun berkutat pada gambar
kupu-kupu dan bunga.
Namun, batik yang
dibeli Ganjar tentu berbeda. Yakni batik yang bermotif lekukan pohon bambu.
“Motif itu yang memesan Pak Ganjar sendiri,” ujarnya.
Hal itu merupakan
bagian dari rentetan yang semula ada seorang yang menginginkan hasil kerajinan
batik di Blora bisa dikenal secara luas. Adalah Vesta Wahyuningsih (41).
“Awalnya saya
pengen membantu teman, supaya produk mereka bisa dikenal secara luas,” ujarnya.
Sebelum Musrenbang, ia sengaja iseng menyapa Gubernur melaui akun twitter
pribadinya @ganjarpranowo dengan akunnya @BloraBatik, dan menawarkan batik khas
Blora itu dengan menyajikan gambarnya.
“Saya menawarkan
batik khas Blora, berupa batik Sekar Blora, Merak Blora melaui twitter kepada
pak Gubernur,” kata Vesta.
Tawaran itu rupanya
ditanggapi positif oleh Ganjar, saat itu juga Ganjar memesan satu batik lagi
dengan motif Bambu.
“Nha, saat itu mbak
Ana Nimas saya suruh buat dan dikasihkan Pak Ganjar saat beliau berkunjung ke
Blora,” ujar perempuan kelahiran Solo itu.
Jadi, lanjut Vesta,
selama ini begitulah mekanisme yang kami lakukan. Ana Nimas sebagai pengrajin,
berhubung kurang memahami media sosial. Maka, Vesta lah yang bertindak sebagai
marketing melalui media sosial.
“Lumayan hasil dari
marketing menggunakan medsos dan yang pasti tidak perlu repot-repot,” ujarnya.
Tak ayal, apa yang dilakukannya untuk mengenalkan batik Blora ke dunia luar
mendapatkan pujian dari Ganjar, berupa inovasi penjualan yang sangat
memanfaatkan teknologi.
“Semoga dengan
digital marketing yang saya mulai sejak 2015 ini bisa semakin sukses dan batik
Blora semakin dikenal,” pungkasnya. (Vina/Riq/KM)
Foto: Ana Nimas dan Vesta saat menyerahkan
batik pesanan Ganjar dengan motif bambu.