Bangunlah Putra Putri Pertiwi
Sinar matamu
tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh kharisma
Pulau pulau yang berpencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh.....
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu-malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh kharisma
Pulau pulau yang berpencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh.....
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisikan harapan
Yang hanya berisikan khayalan
(Iwan
Fals)
Upaya
Membangkitkan Nasionalisme
Penulis Drs Ec
Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU – diolah dari 18 sumber
berbeda)
Seiring
berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar. Hal ini dibuktikan dari
berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia.
Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme,
diantaranya :
1.Pada saat upacara
bendera, masih
banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan
wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras
untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk
dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad.
2.Pada peringatan
hari-hari besar nasional,
seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja
tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
3.Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor
dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri,lebih banyak mencampurkan bahasa
asing dengan bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
4.Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain.
4.Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa lain.
Bagaimana kita bisa bangga menjadi
bangsa ini jika kita malas dan malu memakai atribut bangsa Indonesia ini.
Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang bendera di depan rumah,
kantor atau pertokoan.
Dan bagi yang tidak mengibarkannya
mereka punya berbagai macam alas an entah benderanya sudah sobek atau tidak
punya tiang bendera, malas , cuaca buruk, dan lain-lain.
Mereka mampu membeli sepeda motor
baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan bahkan jutaan tapi mengapa
untuk bendera merah putih yang harganya tidak sampai ratusan saja mereka tidak
sanggup?
Jika ditinjau dari sudut pandang,
gejala ini mulai terlihat sejak era reformasi karena pada masa orde baru,
pemasangan bendera adalah sesuatu yang bersifat wajib. Sejak era reformasi,
animo masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan Dirgahayu RI juga
berkurang.
Masyarakat, khususnya generasi muda
adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki
sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin
maju, malah menyebabkan memudarnya rasa nasionalisme.
Nasionalisme sangat penting terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan
kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan
sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan
meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.
Namun, dengan memudarnya rasa
nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu
terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah
ditembus oleh pihak luar.
Bangsa Indonesia sudah dijajah
sedari dulu sejak rasa nasionalisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam bentuk
fisik, namun dijajah secara mental dan ideology.
Banyak sekali kebudayaan dan paham
barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Banyak budaya dan paham barat yang
berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa
Indonesia.
Dengan terjadinya hal itu, maka akan
terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang
seharusnya menjadi jati diri bangsa.
Dalam aspek perekonomian Negara,
dengan memudarnya rasa nasionalisme, mengakibatkan perekonomian bangsa
Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Saat ini masyarakat
hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa
yang mereka dapat berikan pada Negara.
Dengan keegoisan inilah, masyarakat
lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara.
Sikap individual yang lebih
mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan
retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.
Untuk itu menurut penulis yang cah
Mbloro ini, harus ada upaya
untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme Bangsa
a.Peran Keluarga
Yakni
memberikan pendidikan sejak dini tentang
sikap nasionalisme dan patriotism terhadap bangsa Indonesia, memberikan contoh
atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa, memberikan
pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar dan tak
kalah pentingya adalah selalu menggunakan produk dalam negeri.
b.Peran Pendidikan
Dengan
memberikan pelajaran tentang pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara, menanamkan sikap cinta
tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara setiap hari
senin dan upacara hari besar nasional, memberikan pendidikan moral, sehingga
para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan
nasional. serta melatih untuk aktif berorganisas
c.Peran Pemerintah
Menggalakan
berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, seperti seminar
dan pameran kebudayaan, Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil
setiap hari tertentu.
Hal ini dilakukan karena batik
merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan
tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
Juga Lebih mendengarkan dan menghargai
aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi.
Pada akhirnya kita harus memutuskan
rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan kembali.
Namun bukan nasionalisme dalam bentuk
awalnya seabad yang lalu.
Nasionalisme yang harus dibangkitkan
kembali adalah nasionalisme yang diarahkan untuk mengatasi
berbagaipermasalahan, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin, berani
melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-lain.
Bila tidak bisa, artinya kita tidak
bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total.###
Lihat model TABLOID....
Gambar klik KANAN open New Tab atau Buka Tautan Baru