Saya
Ini Kepala Sekolah Terbodoh, Bisa Dikelabuhi Orang Hitam
Minggu,
13 September 2015 19:17
TRIBUNJAMBI.COM
- Sri Mundiyah (52) seorang Kepala Sekolah di Semarang memberanikan diri untuk melaporkan ke
pihak Kepolisian Polda Metro Jaya karena ditipu oleh sekelompok orang-orang
Afrika.
Dia
merasa orang terbodoh di dunia karena bisa ditipu oleh WNA asal Afrika,
Jenderal Hwande Paul yang diketahui warga Amerika Serikat yang bertugas di
Suriah menawarkan bisnis kepadanya.
"Saya
adalah korban yang berani melapor. Mungkin saya sebagai guru di sekolah dasar
dan Kepala Sekolah terbodoh. Bisa dikelabuhi orang hitam yang sangat menguras
dan pikirkan. Serta memiskinkan saya. Mudah-mudahan korban-korban dengan
masyarakat tidak ragu-ragu melaporkan kejadian penipuan yang sama dengan
saya," ucapnya.
Dia
mengaku tidak dihipnotis, namun setiap hari selalu berkomunikasi dengan pelaku
saat dihubungi seorang yang mengaku sang jenderal . Alhasil, dia menjadi
tertarik dengan iming-iming yang akan diberikan. "Saya terlena dengan apa
yang mereka tawarkan," singkatnya.
Dia pun sempat sakit karena memikirkan hal ini. Dia pun sudah dimarahi oleh suami dan keluarganya karena harta benda sudah habis ditipu oleh WNA itu.
Pas
setelah penangkapan, jaringan pelaku sendiri kembali meminta uang sebesar Rp
300 juta kepada korban. "Saya iyakan saja dan akhirnya polisi berhasil
menangkap mereka," ungkapnya.
Ditempat
yang sama, Direskrimum Polda
Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengambil segepok barang bukti uang Dollar
Amerika yang ditawarkan kepada korban.
Ternyata, Dollar Amerika yang sudah ada cap UN
dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) itu hanya terlihat di bagian depan saja.
Untuk bagian belakangnya hanya kertas kosong.
"Ada cap UN-nya. Jadi dia atasnya uang ini,
seolah-olah USD 50.000, tapi dibaliknya kosong. Hanya tumpukan kosong,"
kata Krishna.
Kemudian, korban diajak berbisnis menghilangkan
cap itu agar bisa dicairkan. Tawarannya yaitu sebesar Rp 66 miliar untuk
menghilangkan cap UN dari uang Dollar Amerika itu.
"Untuk itu mereka kerjasama. Pelaku
mencontohkan cara menghilangkan cap dengan cara mengosok uang dengan bahan
kimia. Total kerugian satu orang mencapai Rp 800 juta," ungkapnya.
Tiga pelaku berhasil ditangkap yaitu Gabriel di
Hotel Luasa, Kuningan Jakarta Selatan, 31
Agustus 2015, Jhon K Obioma (36) di Hotel Dias, Jakarta Pusat. Serta pelaku
pemilik rekening penampungan uang hasil kejahatan, Ceesay Ebrima (45) di
Apartemen Puri Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada 4 September 2015.
Beberapa barang bukti dua buah stempel lambang
UN, tumpukan uang Dollar amerika, satu buah koper, kapas dan serbuk putih,
passport dan handphone. "Barang bukti kita sita seperti cairan kimia,
hairdryer yang digunakan untuk mengeringkan cairan," tuturnya. (Bintang
Pradewo)