Jokowi Sarungan ke NU,
Megawati: Dik, Sarungnya Bagus
Minggu, 02
Agustus 2015 | 07:39 WIB
Ketua Umum
DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri,
memberikan sambutan saat membuka Sekolah Calon Kepala Daerah di Kantor DPP
Partai PDI Perjuangan, Jakarta, 28 Juni 2015. Sekitar 70 calon kepala daerah
akan dibekali pengetahuan untuk memenangkan Pilkada. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jombang - Presiden Joko
Widodo tampil mengejutkan ketika menghadiri pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama
(NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Agustus 2015. Jokowi datang
mengenakan jas hitam dan sarung warna merah tua serta bersandal selop hitam.
Penampilan Jokowi dipuji presiden kelima Megawati Soekarnoputri yang datang di pembukaan Muktamar NU. "Saya ketemu Ibu Mega di hotel dan melihat saya pakai sarung. Ia memuji sarung yang saya pakai. Dik, sarungnya bagus. Bagus warnanya,” kata Jokowi menirukan perkataan Mega sebelum datang ke lokasi Muktamar NU.
Penampilan Jokowi dipuji presiden kelima Megawati Soekarnoputri yang datang di pembukaan Muktamar NU. "Saya ketemu Ibu Mega di hotel dan melihat saya pakai sarung. Ia memuji sarung yang saya pakai. Dik, sarungnya bagus. Bagus warnanya,” kata Jokowi menirukan perkataan Mega sebelum datang ke lokasi Muktamar NU.
Menurut
Jokowi, sarung itu dibelikan oleh istrinya, Iriana Joko Widodo. Jokowi
mengatakan, istrinyalah yang menyarankan agar dia memakai sarung saat pembukaan
Muktamar NU di Kota Santri tersebut. "Pak, besok di Muktamar NU pakai
sarung ya," ucap Jokowi menirukan ucapan Iriana.
Pembukaan Muktamar NU di Jombang dihadiri puluhan ribu masyarakat dan banyak pejabat negara serta tokoh politik dan perwakilan duta besar negara-negara Islam. Muktamar NU ke-33 akan berlangsung 1-5 Agustus 2015. "Semoga muktamar berjalan lancar sampai selesai," ucap Jokowi.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan, NU telah memberikan kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang dipegang nahdliyin selama ini. Bahkan, Jokowi yakin NU dan Indonesia bisa jadi rujukan dunia dalam menciptakan peradaban bangsa.
Dengan sikap NU yang mengutamakan forum bebas berkemanusiaan maka nahdliyin berperan besar membangun peradaban antarbangsa yang semakin terbuka, demokratis, dan berkeadilan. "Dengan cara itu Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar dunia akan selalu dikenang dan jadi rujukan dunia," ucap Jokowi.
Muktamar NU menempati lima lokasi antara lain Alun-alun Jombang dan empat pesantren, yakni pesantren Mambaul Ma’arif di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang; Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek; Bahrul Ulum di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang; dan Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan.
ISHOMUDDIN
Pembukaan Muktamar NU di Jombang dihadiri puluhan ribu masyarakat dan banyak pejabat negara serta tokoh politik dan perwakilan duta besar negara-negara Islam. Muktamar NU ke-33 akan berlangsung 1-5 Agustus 2015. "Semoga muktamar berjalan lancar sampai selesai," ucap Jokowi.
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan, NU telah memberikan kontribusi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan yang dipegang nahdliyin selama ini. Bahkan, Jokowi yakin NU dan Indonesia bisa jadi rujukan dunia dalam menciptakan peradaban bangsa.
Dengan sikap NU yang mengutamakan forum bebas berkemanusiaan maka nahdliyin berperan besar membangun peradaban antarbangsa yang semakin terbuka, demokratis, dan berkeadilan. "Dengan cara itu Indonesia sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar dunia akan selalu dikenang dan jadi rujukan dunia," ucap Jokowi.
Muktamar NU menempati lima lokasi antara lain Alun-alun Jombang dan empat pesantren, yakni pesantren Mambaul Ma’arif di Desa Denanyar, Kecamatan Jombang; Tebuireng di Desa Cukir, Kecamatan Diwek; Bahrul Ulum di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang; dan Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan.
ISHOMUDDIN