64
Relawan AS Mengajar di Pelosok
4/06/15,
06:10 WIB
MALANG
– Sebanyak 64 relawan dari Amerika Serikat (AS) yang bergabung dengan Peace
Corps diambil sumpah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (3/6).
Pengambilan sumpah itu adalah bentuk dedikasi dan kesungguhan mereka selama dua
tahun menjalankan tugas sebagai relawan di Indonesia.
Sebelumnya,
relawan asal Negeri Paman Sam itu mengikuti pre-service training (PST) bekerja
sama dengan UMM. Sepuluh minggu mereka belajar kebudayaan, bahasa, dan makanan
Indonesia. Selama belajar, mereka ditempatkan di beberapa wilayah di Kota Batu.
Dua
wakil relawan, Tojin Tejada dan Gerardo Conto, menyampaikan pesan dan kesan
mereka selama sepuluh minggu tinggal di Indonesia. Tejada, misalnya, mengatakan
senang tinggal di Indonesia.
Menurut
perempuan berdarah Filipina dan AS itu, selain sangat ramah, orang Indonesia
tertarik belajar hal-hal baru. Dia tidak merasa terganggu ketika ada orang Indonesia
yang memandang heran dirinya yang berwajah Asia, namun menjadi warga AS.
’’Mereka heran ketika saya berbicara dalam bahasa Indonesia dengan logat AS.
Namun, mereka semua ramah,’’ tuturnya.
Suasana
mencair ketika Gerardo Conto menyampaikan kesan dan pesannya setiba di
Indonesia. Dia pun bercerita, awalnya hanya dapat berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa isyarat. Sebab, dia tidak mengerti bahasa Indonesia. Begitu
juga keluarga angkatnya, Juwariyah, yang tinggal di Tlekung, Batu. ’’Namun,
lama-lama saya bisa berbahasa Indonesia karena bimbingan keluarga angkot saya.
Aduh… salah, maksud saya keluarga angkat,’’ ucapnya yang lantas disambut tawa
para undangan.
Dia
lantas berpesan kepada semua relawan yang akan ditugaskan di Jawa Barat dan
Jawa Timur untuk saling percaya dengan rekan-rekan mereka. ’’Juga tetap
memiliki energi positif. Biar kita semua dapat menjalankan tugas hingga
akhir,’’ katanya.
Soeparto,
asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar NegeriUMM, menyampaikan terima kasih
kepada pemerintah AS dan Peace Corps karena mempercayakan UMM sebagai host
PSTselama enam tahun secara berturut-turut. ’’UMM merupakan satu-satunya
perguruan tinggi di Indonesia yang menjadi pusat pelatihan bagi relawan Peace
Corps. Itu juga sejalan dengan misi kami membawa suasana internasional ke dalam
kampus,’’ ungkapnya.
Konsul
Jenderal AS di Surabaya Joaquin Monserrate mengatakan, tahun ini 7.209 relawan
Peace Corps dari berbagai disiplin ilmu ditugaskan di 65 negara. Di Indonesia,
64 relawan akan bertugas di Jatim dan Jabar. Yakni, 36 orang di Jatim dan 28 di
Jabar.
’’Di
Indonesia, relawan diminta untuk mengajar tentang pendidikan dan budaya. Bidang
ilmu yang ditularkan bergantung kepada permintaan dari pemerintah Indonesia.
Pemerintah AS memfasilitasi,’’ ucapnya dalam bahasa Indonesia yang lancar.
Dia
berharap, para relawan Peace Corps dapat membantu membangun hubungan yang lebih
kuat antara Indonesia dan AS. Para relawan akan ditugaskan sebagai guru bahasa
Inggris di sekolah-sekolah yang sudah ditunjuk di kawasan pelosok. Di wilayah
Malang, mereka bertugas di Kepanjen. ’’Selamat bertugas untuk para relawan,’’
katanya.
Direktur
Politik dan Komunikasi Badan Perencanan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)
Wariki Sutikno mengharapkan para relawan mampu mendorong warga Indonesia berani
tampil dan punya rasa percaya diri. ’’Sebab, sebagian orang Indonesia selalu
merasa sungkan,’’ ucapnya. (ika/c4/dwi)