Sabtu, 06 Juni 2015 ,
06:36:00
Pak Jokowi, Awas Ada Staf Kepresidenan Ingin Anda Terus Dibully
JAKARTA - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi bulan-bulanan alias di-bully karena saat
berpidato resmi pada hari kelahiran Pancasila, 1 Juni lalu keliru menyebut
Blitar sebagai kota kelahiran Soekarno.
Padahal, Proklamator RI yang dikenal dengan nama panggilan Bung Karno itu
dilahirkan di Surabaya.
Rupanya, kekeliruan itu dikarenakan Sukardi Rinakit selaku tim komunikasi
kepresidenan yang menyiapkan naskah pidato salah mengutip rujukan tentang
tempat kelahiran Bung Karno. Karenanya, kekeliruan itu pun memunculkan
pertanyaan tentang profesionalitas para staf kepresidenan.
Menurut mantan sekretaris militer kepresidenan, TB Hasanuddin, kesalahan
penyebutan Blitar sebagai kota kelahiran Bung Karno jelas tak bisa ditimpakan
ke Jokowi. Sebab, kesalahan itu ada pada para staf khusus presiden saat ini.
“Pertama, kesalahan terletak pada pihak yang membuat konsep pidato yang
tidak menyodorkan data valid. Kedua, staf di lingkaran Jokowi juga tidak
melakukan koreksi ulang dan mengecek-ulang terhadap naskah pidato yang
disiapkan,” ujar Hasanuddin melalui layanan pesan singkat, Jumat (5/6) malam.
Politikus PDIP yang duduk di Komisi I DPR itu menduga naskah pidato untuk
kepala negara baru diserahkan saat Jokowi hendak menyampaikan sambutan pada
peringatan hari lahir Pancasila yang digelar di di alun-alun Kota Blitar itu.
Akibatnya, kata Hasanuddin menambahkan, Jokowi pun tidak punya kesempatan
untuk mengoreksi. “Karena begitu naik ke mimbar, langsung membacakannya,”
ujarnya.
Pensiunan TNI dengan
pangkat terakhir mayor jenderal itu mengingatkan, bukan kali ini saja staf
kepresidenan menyodorkan data yang keliru ke Jokowi. Sebab, sebelumnya Jokowi
juga pernah diberi data salah tentang status utang Indonesia ke lembaga Dana
Moneter Internasional (IMF)
Hasanuddin pun
menuding para staf yang mengeliingi Jokowi bukan hanya tidak profesional,
tetapi juga kurang pengalaman. Karenanya anggota DPR RI yang membidangi urusan
pertahanan dan intelijen itu curiga ada orang-orang di kalangan staf
kepresidenan yang sengaja berupaya mendegradasi Jokowi dengan memberi informasi
menyesatkan.
“Dengan kata lain
saya curiga ada yang punya agenda politik. Karena kejadiannya sudah berulang
kali, saya menyarankan agar Pak Jokowi segera mengevaluasi orang-orang di
sekelilingnya,” kata pria yang pernah menjadi sekretaris militer bagi Presiden
Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.(ara/jpnn)