Realita Blora
Berubah Terwujud
Tidak
dapat dipungkiri saat akhir jabatan Bupati Blora Djoko Nugroho atau lebih akrab
di panggil Kokok, menyisakan kenengan tersendiri bagi masyarakat Blora.
Banyak perubahan disana-sini yang
terjadi diera kepemimpinan Bupati Blora ke 27 ini.
Walau masih ada kekurangannya, namun
kelebihan apa yang dibuat Kokok dalam kurun waktu 5 tahun ternyata lebih banyak
positifnya.
Memang persolaalan klasik seperti
Penetapan APBD yang selalu molor selama 15 tahun terakhir masih terjadi, akan
tetapi keterlambatan itu diinbangi dengan pelaksanaan pembangunan yang boleh dibilang
cukup spektakuler.
Bila kembali melihat sepak terjang
Djoko Nuhroho ditahun pertama dan kedua saat menjabat, yakni tahun 2011 dan
2012 lalu pembangunan fisik seolah terhenti.
Sehingga tidak dapat diungkiri
diatun awal pemerintahnya, masyarakat banyak yang pesimis pembangunan Blora
sesuai visi dan misinya akan berjalan.
Saat itu Kokok masih berkutat
pembenahan Biroktasi, dalam hal ini penataan personil di birokrasi untuk
menggerakan Gerbong Pembangunan yang akan bergerak.
Hal ini dibuktikan di tahun Ketiga
dan sampai saat ini perubahan yang cukup berarti terlihat mulai nyata.
Seperti Gedung Samin Surosentiko
yang di bangunnya, merupakan pemandangan yang menarik di tengah kota Blora.
Disamping sebagai wujud penghargaan
pahlawan Blora juga sekaligus sebagai perkantoran dan perdagangan hasil home
industri khas Blora.
Yang lebih menakjubkan lagi di era
pemerintahan Kokok yakni merubah Bekas Terminal lama Bis di Blora yang kumuh
dan mangkrak, menjadi Kawasan Pertokoan Oleh-oleh Khas Blora yang lebih dikenal
dengan nama Blok”T”.
Banyak tokoh masyarakat di Blora
yang dimintai pendapat Infoku, menilai penataan kota Blora yang merupakan
sentra pemerintahan ini bertujuan agar para investor mau berinvestasi di Blora.
Tentunya dengan harapan agar para
investor masuk ke Blora secara otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya.
Dengan penataaan kota ini akhir
terwujud juga investor yang masuk diantaranya berdirinya pusat perbelanjaan
modern”Luwes” yang banyak menyedot tenaga kerja masyarakat Blora.
Infrastruktur
Jalan
Sementara di pedesaan pembangunan
infrastruktur jalan antar desa dan antar kecamatan dialokasikan anggaran yang
lebih dari cukup (Melebihi pembangunan sector lainnya-red) setiap tahunnya.
Sehingga sampai saat ini jalan
pedesaan diwilayah kabupaten Blora sebagian besar sudah teraspal.
Sementara sebagian kecil jalan antar
desa yang belum beraspal, realisasinya akan dilaksanakan ditahun ini.
Bersamaan pembangunan Inftastruktur
jalan juga diimbangi dengan pembangunan di bidang pertanian dan peternakan.
Pembangunan Embung, Saluran Irigasi
dan pembinaan petani termasuk berbagai bantuan Alat Pertanian terus mengalir
diakhir jabatannya.
Industri
dan Pendidikan
Sebagi wujud janjinya saat kampanye
lalu diantaranya menciptakan peluang kerja bagi masyarakat Blora juga dapat
terealisasi.
Diantarnya pembangunan Pabrik Gula
di Todanan yang banyak menggunakan tenaga kerja di sekitar Pabrik itu berdiri.
Demikian juga Perusahaan Gas (PPGJ)
di Sumber Kradenan juga dapat menyerap tenaga kerja masyarakat Blora.
Dengan adanya beberapa perusahan
besar yang berdomisili di Blora inilah, sehingga dialokasikan anggaran
pendidikan yang cukup.
Pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan diwujudkan olek Djoko Nugroho setiap tahunnya.
Termasuk juga pembangunan SMK Negeri
Baru di Blora dengan tujuan menciptakan SDM Blora yang mampu membangun
daerahnya sendiri.
Air Bersih &
Kemarau
Permasalahan musim kemarau yrtkait
air bersih yang sejak dulu melanda Blora, nampaknya ditahun depan akan
teratasi.
Karena tahun ini pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) akan
dilaksanakan dan akan terselesaikan di akhir tahun.
Setelah Pemerintahan Djoko Nugroho
lobi ke pusat, akhir Pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada Blora untuk
menjadi lokasi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dana proyek
tersebut tergolong besar, yakni dianggarkan dalam APBN mencapai Rp 135 miliar.
Proyek SPAM strategis merupakan
proyek dengan nominal anggaran terbesar di Indonesia.
Proyek SPAM tersebut akan
memanfaatkan air dari Sungai Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Kecamatan
Cepu. Infrastruktur yang akan dibangun meliputi intake atau bangunan yang
berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai) di Kecamatan Cepu.
Selain itu juga infrastruktur pengolahan air,
jaringan pipa transmisi sejauh sekitar 40 kilometer dari Kecamatan Cepu menuju
Kecamatan kota Blora dan sejumlah bagian lainnya. (Endah/Fendy/Agung/ADV)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru