4
Tips Cara mengatasi penyakit suka Lupa atau Pikun
Sebuah Tips - Biasanya, penyakit lupa atau pikun itu dimiliki oleh
kaum manula. Mitos itu memang ada benarnya. Namun, ternyata pikun bukan hanya
monopoli kaum manula saja, pada kalangan anak muda sampai remaja pun, kini, dihinggapi
penyakit yang sama.
Penyakit lupa atau demensia
merupakan penyakit degeneratif akibat kematian sel-sel otak dan umumnya
menyebabkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif, yang meliputi
kemunduran daya mengingat dan proses berpikir.
Penyebabnya secara pasti masih belum
ditemukan hingga kini, namun para ahli menyebutkan beberapa faktor yang bisa
menjadi pemicu terjadinya kepikunan seperti sering minum alkohol dan
menggunakan narkoba, masalah keturunan, pernah mengalami benturan di kepala dan
stroke.
Demensia merupakan penyakit
degeneratif otak progresif yang disebabkan timbulnya neurotangles. Yaitu, suatu
bentuk plak-plak yang tinggal di saraf otak. Neurotangles ini menyebabkan
sel-sel otak cepat rusak dan mati. Sehingga, muncul gangguan pada fungsi memori
dan timbul kepikunan.
Otak penderita demensia mengalami
kerusakan akibat adanya beberapa sel saraf yang mati di sejumlah bagian
penting. Otak akan mengkerut sehingga terjadi gap atau kerenggangan dalam
daerah cuoing temporal dan hippocampus. Kedua bagian ini sangat berperan dalam
menyimpan memori dan mengolah informasi baru. Dari sini akan muncul pengaruhnya
pada kemampuan seseorang untuk mengingat, berbicara juga mengambil keputusan.
Sementara, produksi beberapa zat
kimia penting dalam otak seperti acetylcholine juga ikut terpengaruh. Masih
belum diketahi apa penyebab matinya sel saraf dalam otak. Namun ada sejumlah
karakteristik yang muncul pada otak setelah sel-sel itu mati, yaitu terjadinya
kerumitan dalam kepingan protein yang bisa terlihat melalui mikroskop.
Dampak dari kerusakan sel-sel saraf
itu menyebabkan orang akan kehilangan sebagian memori. Ditandai dengan kelupaan
menaruh benda, melupakan janji dengan teman atau bahkan lupa nama seseorang.
Yang parah, gejala macam ini sudah kerap dialami oleh mereka yang berusia muda.
Tahap yang lebih parah dari ini adalah ketika kita lupa menemukan suatu kata
yang tepat untuk mengartikan ucapan seseorang. Bisa juga kita lupa mencari kata
untuk mendefinisikan sesuatu. Semua kepikunan ini akan berpengaruh pada kepribadian
dan perubahan mood.
Dalam kaidah herbalis, kepikunan
bisa disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan sistem tubuh. Tubuh yang
tidak harmonis ini akan memiliki gelombang atau Medan Electro Magnet (MEM) yang
tidak stabil pula. Ketidakstabilan MEM akan mempengaruhi mekanisme sistem
hormon, sistem saraf dan sistem daya tahan tubuh menjadi terganggu.
MEM yang terganggu menyebabkan
meningkatnya hormon kortisol. Hormon ini menyebabkan terjadinya penuaan dini
(premature aging) dengan gejala-gejala melemahnya beberapa organ penting
seperti pendengaran, penglihatan, daya ingat dan sebagainya.
Untuk mengatasi penyakit lupa dan
menstabilkan MEM memang tidak mudah, namun ada beberapa cara yang Insya
Allah dapat membantu dan mengurangi kepikunan tersebut dengan
melakukan:
1. Kurangi Makanan yang Berlemak: Diet dengan membatasi total kalori
serta konsumsi lemak sebesar 15 – 20% dapat membantu mencegah kepikunan. Efek
negatif konsumsi lemak tinggi adalah menyebabkan terciptanya plak
aterosklerosis, berkembangnya penyakit-penyakit kardiovaskuler, arteri koronari,
dan cerebrovaskuler sehingga menghambat asupan oksigen ke otak melalui pembuluh
arteri.
Banyak mengkonsumsi ikan yang kaya
asam lemak omega 3 dokosaheksaenoat (DHA), seperti ikan tuna dan salmon, dapat
mengurangi penurunan kinerja kognitif pada orang-orang tua. Di otak, DHA
berperan dalam mengatur fluiditas dan permeabilitas membran sel, menjaga
aktivitas enzim-enzim yang terikat membran dan kinerja neurotransmiter (dopamin
dan serotonin). Neurotransmiter ini bekerja sebagai penghubung antara otak ke
seluruh jaringan saraf dan pengendali seluruh fungsi tubuh. Serta mengkonsumi
beberapa vitamin yang bisa menjaga kesehatan otak seperti vitamin B kompleks,
vitamin C dan E, fosfatidilserin, ubiquinon, asetil – L – karnitin dan
ginkgo biloba.
2. Perpanjang Sujud dan Puasa: Dalam keadaan MEM yang tidak
stabil, perubahan kedudukan akan turut membantu memulihkan kesehatan. Dalam
keadaan sujud, di mana posisi jantung lebih tinggi dari kepala membuat aliran
darah mudah menuju ke kepala. Darah yang berisi oksigen itu memang sangat
dibutuhkan oleh otak guna mengoptimalkan fungsinya. Karena itu, memperpanjang
sujud, khususnya pada salat tahajud, akan memberikan kesempatan kepada otak
memenuhi kebutuhan oksigen secara maksimal. Selain itu, sujud dalam kedaan semua
anggota tubuh beristirahat sangat membantu memperbaiki kestabilam MEM.
Sedangkan puasa berfungsi menekan
otak untuk melakukan pengimbangan MEM. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang
berpuasa, otak akan banyak mengeluarkan omega 3 yang sangat dibutuhkan oleh
sel-sel saraf. Di samping itu, puasa dapat menurunkan kadar kortisol dan
memperbaiki mekanisme pelepasan kortisol. Kortisol dalam aksinya akan
mencegah/menahan penggunaan glukosa oleh hipokampus, menghambat transisi
sinapsis dan menyebabkan neuron/sel saraf luka (injury) serta kematian sel.
Puasa juga dapat menurunkan level
lipid peroksidase, yaitu suatu enzim yang dapat menghasilkan radikal-radikal
bebas dan meningkatkan level dehidroepiandrosteron, yaitu suatu hormon yang
penting untuk optimalisasi fungsi otak. Tidak mengherankan jika Rasullulah
berkata bahwa puasa itu menyehatkan.
3. Olahraga. Para ahli berpendapat bahwa
olahraga yang teratur ternyata dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif
sebesar 20 – 30%. Oleh karena itu, olahraga sangat disarankan karena dapat
menahan laju kepikunan. Dalam suatu studi, orang tua yang berusia 40 – 60
tahun dan mau melakukan olahraga secara teratur memiliki resiko kepikunan yang
lebih rendah dibanding mereka yang tak berolahraga. Olahraga diketahui
meningkatkan aliran darah otak dan produksi faktor-faktor pertumbuhan untuk
syaraf.
4. Latihan otak. Yang dimaksud dengan latihan otak adalah memberikan
stimulasi kognitif, seperti berdiskusi tentang topik aktual, mengisi teka-teki,
main catur, mendengarkan musik nostalgia dan berkesenian, dapat membantu
mempertahankan kemampuan kognitif. Latihan tersebut mendorong berkembangnya
dendrit dan meningkatnya plastisitas sistem syarat pusat. (Ist)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru