Wakil Rakyat dan Hutang Bank - OPINI



Gadai SK Anggota Dewan & Gerobak Sampah
Penulis Drs Ec Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU – diolah dari 9 sumber berbeda)

Beberapa hari yang lalu ada tayangan yang membuat saya tersenyum kecut, sebuah stasiun tivi swasta melaporkan maraknya penggadaian surat keputusan (SK) pengangkatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD),
dan hal seperti itu sudah menjadi kelumrahan.maka para anggota dewan yang terhormat pun mencicipi lezatnya selembar kertas untuk digadaikan,biasanya mereka menggadaikan SK ke Bank Bank daerah yang di punyai pemda setempat.
Fenomena ini sungguh menjadi penguatan pikiran di benak saya,bahwa memang untuk menjadi wakil rakyat tidaklah murah, ada biaya yang harus dibayar.
Ongkos politik sepertinya mahal, maka setelah mereka di lantik dan SK pun ditekan lalu beramai ramai pula wakil rakyat itu pun menggadaikan SK,dengan asumsi bahwa gaji mereka di dewan akan terpotong setiap bulannya.
Apakah pada akhirnya hutang hutang politik itu akan lunas setelah lima tahun masa jabatan sebagai anggota dewan?
Allahualam, tapi yang jelas semakin banyak yang harus dibayarkan,maka nilai nominal dari gadai tersebut akan semakin besar,
Lalu pertanyaan lanjutannya, apakah dengan gaji yang telah dipotong sana sini,optimalkah mereka bekerja untuk rakyatnya atau malah sibuk sendiri melunasi aneka cicilan pribadi?
Semoga anggota dewan bisa bekerja dengan cara cara yang hebat, mencintai rakyat yang diwakilinya karena mereka duduk di kursi terhormat pun karena suara rakyat.Jika dalam lima tahun mengabdi,
Kalau cuma pengen melunasi hutang pribadi, kapankah mereka akhirnya bekerja sepenuh hati untuk rakyat.
Sudah saatnya negeri ini menemukan formula yang cespleng agar pejabat yang dipilih rakyat tidak berpikir untuk mengembalikan modal semasa kampanye.
harus dipikirkan ke depannya agar pejabat publik yang dipilih rakyat bisa bekerja pol untuk rakyat,dan tidak memikirkan hutang hutang politiknya,.
Di satu sisi memang pilihan itu seperti buah simalakama,tidak mengeluarkan duit ya tidak ke pilih,ngeluarin duit lalu terpilih maka berpikirlah untuk balik modal dulu,lha kerjanya kapan ya?
Gerobak Sampah
Barangkali sebagian besar publik Indonesia malah terhibur saat membaca berita tentang anggota parlemen Ukraina Vitaly Zhuravsky yang dibuang massa ke gerobak sampah kemudian diarak keliling kota pekan lalu.
Ya, bukan kasihan, tetapi lucu. Mungkin anggota parlemen Ukraina itu dianggap tidak berguna sehingga konflik di negara tersebut tak kunjung selesai. Karena tidak ada gunanya, dia dibuang ke gerobak sampah.
Kasus itu bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi anggota DPR dan DPRD di Indonesia.
Sebab, pembuangan anggota parlemen ke tempat sampah tersebut sejujurnya sangat menginspirasi.
Peristiwa itu bisa saja dan sangat mungkin menular ke Indonesia. Sebab, selama ini rakyat tidak merasakan kegunaan para anggota dewan.
Selama ini, citra anggota dewan kita, mulai tingkat pusat hingga daerah, begitu buruk.
Tanpa menafikan anggota dewan yang bekerja dengan sungguh-sungguh, citra anggota dewan kita saat ini adalah korup.
Setiap kasus korupsi pejabat di tanah air rata-rata melibatkan anggota dewan. Lebih menyakitkan lagi, saat diperiksa KPK, para anggota dewan yang korup itu malah melambaikan tangan, menebar senyum, dan tidak menunjukkan penyesalan sama sekali.
Tidak cukup dicap korup, moralitas anggota dewan juga dianggap rendah. Apalagi, banyak kasus asusila yang melibatkan anggota dewan.
Bahkan ada anggota dewan yang terlibat Kasus Korupsi juga ada yang terlibat video porno, meninggal di tempat mesum, dan sebagainya kerap menghiasi halaman surat kabar maupun pemberitaan di televisi.
Belum lagi ketika sidang di parlemen, banyak anggota dewan yang bolos. Anggota dewan yang masuk pun kerap terlihat tidur di atas kursi empuknya. Kalau sudah begitu, bisa saja para anggota dewan tersebut dianggap tidak berguna. Sesuatu yang tidak berguna sebaiknya dibuang. Tempat membuang yang paling tepat adalah tempat sampah.
Penulis yang asli Blora hanya bisa berpesan untuk anggota DPRD yang menjabat pada periode 2014–2019,
Jadikan diri Anda semua berguna, Atau setidaknya terlihat berguna. Mumpung masih di awal periode jabatan, para anggota dewan sebaiknya memiliki komitmen tinggi untuk mengedepankan kepentingan rakyat.
Janganlah masyarakat melihat para anggota dewan sibuk menggadaikan SK untuk utang ke bank hingga ratusan juta rupiah saja.
Sehingga tidak muncul kalimat Lha kalau gaji anggota dewan habis untuk mencicil utang ke bank, jangan-jangan nanti uang rakyat akan diembat untuk bermewah-mewah.
Dan jangan lupa merampas hak politik rakyat seperti mengganti pemilihan kepala daerah langsung dengan pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
Meski tidak melanggar konstitusi, mengembalikan pemilihan kepala daerah ke DPRD sama dengan penghinaan kepada rakyat.
Juga untuk diingat, jangan sampai Anda dibuang ke gerobak sampah seperti yang dialami Vitaly Zhuravsky.##
 Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru