Opini Pimpred tabloid INFOKU



Jadi Pahlawan Masa Kini, Cukup Tidak Korupsi
(Penulis Drs Ec Agung Budi Rustanto – Pimpinan Redaksi tabloid INFOKU – diolah dari 7 sumber berbeda)
Setiap tahun bangsa Indonesia rutin memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November.
Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.
Ditetapkannya tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan, karena pada tanggal tersebut para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan tentara penjajah di Surabaya.
Pertempuran ini merupakan simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap penjajah.
Kini zaman penjajahan telah berlalu. Bangsa Indonesia telah merdeka dari jeratan agresor bangsa asing.
Namun harus diakui dengan jujur bahwa bangsa ini pada hakikatnya belum sepenuhnya merdeka.

Hal ini mengingat banyaknya permasalahan yang melilit dan menjajah bangsa ini, mulai dari kemiskinan hingga tindakan korupsi yang tak kunjung henti. Bangsa ini masih dijajah oleh para koruptor yang pada dasarnya adalah “anak kandung” bangsa ini.
Bila memaknai hari pahlawan sebagai pengorbanan tanpa pamrih, namun perilaku koruptor boleh dikata mengkhianati pengorbanan pahlawan demi meraih kemerdekan bangsa ini.
Beberapa kalangan menyebutkan bahwa pahlawan masa kini, minimal tidak mengkhianati jasa pahlawan yang sudah mati, sederhana. Tidak usah korupsi aja.
Pengorbanan rakyat Indonesia tidak dapat dibandingkan dengan nyawa para pahlawan.
Sehingga penulis yang asli cah mBlora menyimpulkan bahwa “Koruptor itu, berarti mereka mengkhianat. Mengkhianati nyawa dan darah para pahlawan
Koruptor Penjajah Masa Kini
Saat ini para Koruptor adalah musuh nyata bagi bangsa Indonesia. Para koruptor yang dijuluki “tikus berdasi” masih tetap menggerogoti bangsa ini.
Para koruptor tumbuh subur, patah tumbuh hilang berganti di berbagai lembaga, mulai dari centra kekuasaan negara seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif hingga tingkat kelurahan, bahkan sampai tingkat RT.
Koruptor telah ada sejak negeri ini merdeka, mulai dari Orde Lama, Orde Baru hingga masa Reformasi sampai saat ini.
Bahkan yang sangat memperihatinkan adalah di masa reformasi ini para koruptor malah semakin merata dan mengganas.
Para koruptor muncul silih-berganti dan semakin mengganas bahkan bertambah banyak setiap tahunnya.
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)  disebutkan bahwa kasus korupsi disetiap tahunnya meningkat bila dibanding tahun sebelumnya.
Tindakan korupsi telah merusak seluruh sistem kehidupan dan mengubur nilai-nilai Agama dan warisan luhur para pendiri bangsa.
Sehingga berakibat pada rapuhnya pembangunan, lumpuhnya ekonomi, lemahnya penegakan hukum, tersumbatnya pendidikan, meningkatnya angka kemiskinan dan pada akhirnya berpotensi menghancurkan bangsa ini.
Sungguh tindakan korupsi merupakan perbuatan keji dan berbahaya.
Tindakan korupsi telah memusnahkan harapan berjuta anak bangsa di negerinya sendiri. Akses pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan menyempit akibat terampasnya hak mereka oleh ulah saudara sendiri.
Perjuangan melawan korupsi ini menjadi lebih berat karena yang akan dihadapi adalah “anak kandung” bangsa ini.
Tindakan korupsi yang terjadi di negeri ini membutuhkan perjuangan anak bangsa. Perjuangan yang takkan pernah berhenti selama hayat masih dikandung badan.
Generasi bangsa saat ini harus berjuang sebagaimana para pahlawan bangsa ini telah berjuang. Apapun posisi kita di negeri ini tetap berperan penting dalam berjuang melawan tindakan korupsi di Indonesia.
Pahlawan Masa Kini
Setiap zaman memang selalu menghadirkan tantangan berbeda. Zaman kita saat ini tidaklah sama dengan zaman sebelum kemerdekaan.
Jika dulu para pendahulu kita menjadi pahlawan karena merebut kemerdekaan, maka kini kita harus menjadi pahlawan dalam pemberantasan korupsi
Ini merupakan pengembangan  “Koruptor itu, berarti mereka mengkhianat. Mengkhianati nyawa dan darah para pahlawan”.
Walau dalam konteks berbeda, namun memiliki cita-cita yang sama untuk membangun negeri yang bernama Indonesia. Karenanya, sebutan pahlawan pantas diperuntukkan bagi setiap orang yang berperang melawan korupsi.
Dengan pemahaman ini, kiranya gelar “pahlawan” dapat disandang oleh setiap anak negeri yang telah berjuang memberantas tindakan korupsi yang telah mengakar dan menjalar di negeri ini.
Pahlawan anti korupsi tidak dituntut untuk berperang dengan bambu runcing maupun senjata modern yang serba canggih.
Pahlawan antikorupsi adalah mereka yang berani mengungkap skandal korupsi tanpa tebang pilih pada seluruh lapisan birokrasi pemerintah dan peradilan di negeri ini.
Pengungkapan skandal korupsi harus didasari dengan niat yang tulus dalam rangka menegakkan kebenaran, bukan karena sebuah kepentingan kelompok tertentu.
Pahlawan anti korupsi harus siap berkorban jiwa dan raga. Karena koruptor bukanlah musuh biasa yang tidak begitu kuat melakukan perlawanan, melainkan musuh yang hebat dan selalu melakukan perlawanan.
Karena itu, siapa saja yang berusaha melawan koruptor akan mendapat perlawanan hebat.
Para pahlawan anti korupsi pasti akan dihajar fitnah, digempur perang opini, dan dilemahkan dengan semua cara. Karenanya, semua pahlawan anti korupsi harus selalu tangguh dan pantang menyerah.
Pahlawan anti korupsi dapat berasal dari kalangan dan kelompok mana saja. Karena perang melawan korupsi bukan hanya urusan para penegak hukum tapi tanggung jawab seluruh komponen bangsa, melibatkan semua orang, semua pihak, pada semua level, dan semua masyarakat Indonesia.
Tentunya perjuangan melawan korupsi ini dilakukan sesuai dengan kapasitas kita masing-masing.
Dalam hal ini, setiap anak bangsa harus giat melakukan gerakan-gerakan anti korupsi dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar, karena setiap anak bangsa bertanggungjawab dalam mengajak pada kebaikan dan melarang berbuat keburukan.
Bagi pemimpin dan penegak hukum, berkewajiban menegakkan keadilan, jangan hanya bergairah ketika mengadili anak negeri yang dituduh mencuri sandal jepit dan lemah tak berdaya ketika mengusut dan mengadili kasus korupsi besar seperti kasus Bank Century, Wisma Atlet, proyek Hambalang, serta kasus-kasus korupsi besar lainnya.
Kita berharap peringatan Hari Pahlawan tahun ini tidak hanya menjadi upacara seremonial yang hampa makna belaka.
Mudah-mudahan melalui peringatan Hari Pahlawan ini, semangat perjuangan para pejuang bangsa ketika melawan penjajah dapat mengalir dalam darah anak bangsa dalam memerangi tindakan korupsi.
Sehingga akan lahir para pahlawan baru yang siap berkorban jiwa dan raga demi terciptanya Indonesia bebas korupsi.###


Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru