Persaingan
Menuju Blora 1 mulai Tampak
INFOKU, BLORA- Pasca pemilu Presiden
(pilpres) yang memunculkan presiden & Wapres terpilih 2014-2015 Joko Widodo & Jusuf Kalla, aroma
persaingan menuju Blora 1 mulai tampak.
Sudah ada 2 pasangan nama yang bakal
muncul muncul, bahkan menguat dan menjadi perbincangkan
dikalangan masyarakat Blora secara luas.
Padahal
sebelumnya pasangan K2 (Kokok-Kusnanto) sempat menguat, namun namanya politik
perlahan mulai tak terdengar keras lagi gaungnya.
Kedua pasang bakal calon
Bupati (Cabup) dan calon Wakil Bupati yang akan berlaga pada
Pemilukada Blora 2015 mendatang yakni Joko Nugroho-Edi Harsono dan Kusnanto-Abu
Nafi.
Padahal
sebelumnya pasangan K2 (Kokok-Kusnanto) sempat menguat namun namanya politik
perlahan mulai tak terdengar keras lagi gaungnya.
Untuk pasangan Kusnanto-Abu
Nafi kereta politik yang digunakan sudah pasti yakni Partai Golkar yang
memperoleh 8 Kursi dan PPP yang memperoleh 5 kursi di DPRD.
Bahkan kepada INFOKU, Kusnanto yang ditemui
disela-sela open house lebaran, mengatakan dirinya akan maju bersama Abu Nafi.
“Yang jelas saya akan maju
dengan Abu Nafi,” katanya singkat tanpa menyebut siapa yang cabupnya.
Seperti diketahui Abu Nafi
saat ini duduk sebagai Wakil Bupati yang juga ketua PPP kabupaten Blora,
sementara Kusnanto masih menjabat sebagai ketua DPRD sekaligus
sekretaris DPD Partai Golkar Blora.
Saat
dikonfirmasi Abu membenarkan dirinya akan bergandengan dengan Kusnanto, akan
tetapi belum disebutkan siapa yang akan menjadi Cabup & Cawabupnya.
“Tunggu
kesepakatan nanti,” katanya singkat.
Sementara Pasangan Djoko
Nugroho-Edi Harsono yang sangat ramai dibacarakan, akan menggunakan kereta politik
yang digunakan untuk pilpres lalu, yakni PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura.
Dari data
yang berhasil dikumpulkan INFOKU baik dari jajaran kepengurusan DPD PDIP Jateng
maupun Pengurus DPC PDIP Blora, nampaknya PDIP tidak mau hanya sekedar
dijadikan kereta politik saja, tanpa menempatkan orangnya.
Seperti
diketahui PDIP yang merupakan ujung tombak koalisi partai pada Pilpres lalu, tentunya tidak mau kalau
kadernya tidak duduk minimal wakil Bupatinya.
Sebagai mana diketahui Djoko
Nugroho atau yang dikenal dengan panggilan Kokok saat ini menjabat Bupati
Blora, pada
Pemilu Kada lalu menggunakan kereta politik Partai Demokrat dan partai
pendukung lainnya seperti Hanura
dan PKB.
Sedang Edy Harsono yang saat
ini masih duduk sebagai
anggota dewan dari partai Hanura, saat pemilu 9 Mei lalu partainya hanya memperoleh 1 Kursi,
sangat jauh dibanding PDIP yang memperoleh 6 kursi dewan.
Dengan pertimbangan inilah
tentunya PDIP tidak akan mudah merekomendasikan pasangan Djoko Nugroho-Edi
Harsono sebagai pasangan yang akan diusung partainya.
Kalangan dan simpatisan PDIP
banyak yang berkeinginan agar minimal wakil bupati dipilih dari kalangan
partainya.
Sedangkan
pencalonan Kokok sebagai Calon Bupati partai ini kemungkinan besar akan mulus,
mengingat dia masih menduduki jabatan Bupati Blora saat ini.(Endah/Tanti/Agung)
Lihat Model Tabloid....
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru