Ritual
Mutilasi Anak-anak untuk Penganut Ilmu Hitam
INFOKU, ROHIL, RIAU - Warga Riau belakangan ini
dihebohkan dengan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh empat pelaku.
Setelah Kepolisian Resor Siak
menangkap MD beserta istri dan dua teman mereka sebagai tersangka pelaku
pembunuhan dan mutilasi tujuh bocah di Riau. Polisi menyebut MD sebagai otak
aksi tersebut.
Dia dibantu istrinya dan dua
temannya, SP dan S, saat melakukan mutilasi. Para korban adalah tetangga
tersangka. Tiga korban di Siak berinisial MJ, 10 tahun, OV (9), dan RH (9).
Setelah kasus itu terungkap pada 24
Juli lalu, mereka ditahan di penjara Kepolisian Resor Siak.
Pasangan suami-istri MD-DD juga
melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga bocah di Duri, Kecamatan
Mandau, Bengkalis, yakni MA, 9 tahun, MM (10), dan AC. Terakhir satu korban
bocah berumur 5 tahun di Rokan Hilir
Yang cukup mengagetkan juga pelaku yang rata-rata masih berusia remaja ini
selain membunuh, korbannya yang sebagai besar adalah anak-anak juga melakukan
pelecehan seksual, disertai pembunuhan dan mutilasi.
Tidak hanya itu, para pelaku juga
mengambil kemaluan korban hasil mutilasi. Sementara untuk dagingnya dijual
pelaku ke warung tuak (miras). Sementara saat ini juga berembus daging anak-anak
ini dijual ke rumah makan dan pedagang sate.
Lalu apa sebenarnya motivasi pelaku
melakukan semua ini. Belakangan diketahui hal ini dilakukan untuk mendalami
ilmu hitam yang pelaku utama yakni Muhammad Delfi alias MD.
Pria berusia 19 tahun ini belakangan
ini kerap mendalami ilmu hitam yang dia pelajari dari sang guru. Ini dilakukan
ternyata untuk ambisi MD menjadi seorang dukun tenar di wilayahnya.
Dari pengakuan MD, bahwa sang guru
meminta tersangka mencari tumbal kemaluan lelaki sebanyak mungkin. Dari ajaran
sesat guru supranatural yang kini masih dicari polisi mengatakan setelah
melakukan itu, MD akan memiliki ilmu klenik. Dari ajaran itu sekitar dua tahun
silam dia sudah belajar ilmu hitam.
Pada Januari 2013, dia pun memulai
mengamalkan ilmu 'pamungkas' yakni mencari mangsa. Korban pertama yang menjadi
tumbal adalah FD (9) warga Rohil. Bocah sembilan tahun diculik pelaku dari
rumah tersangka dengan iming-iming kepada korban dibelikan jajan.
Dia pun membunuh dengan menjerat
leher korbannya. Setelah itu pelaku memutilasi dan mengambil kemaluan korban.
Perburuan biadab pun terus
berlanjut, diapun bergerak ke Kabupaten Bengkalis. Korban kedua adalah seorang
AC (40) yang mempunyai keterbelakangan mental. Di sana dia menghabisi nyawa
korbannya dengan bantuan istri yakni Dita Sari DS (19). Aksi pertama dan kedua
ini berjalan mulus membuat MD terus mencari mangsa berikutnya.
Korban keempat dan kelimanya adalah
MH (10) dan RH (9) dan MA. Semua korban dimutilasi dan kemuluannya diambil.
Setelah diambil kemaluan itu di sop dan ada juga yang digoreng kemudian ada
yang diambil minyaknya ada juga yang dimakan pelaku.
Usai sukses memdapatkan tumbal lima
orang, MD bergerak ke Kabupaten Siak. Di sana MD beraksi di daerah Tualang yang
merupakan kampung halaman orang tuanya. Di sana pelaku memutilasi dua korban.
Jasad yang sudah dimutilasi kemudian diambil dagingnya oleh MD.
Di sini MD tidak sendiri dia dibantu
oleh dua tersangka lain yakni S (26) dan DK (16) yang merupakan remaja yang
dikenal pelaku. Ketiganya kemudian menguliti korbannya dan dagingnya dijual.
Sedangkan istri korban tidak
berperan karena resmi bercerai dengan MD karena tidak tahan selalu dipaksa ikut
memutilasi korban dengan di bawah ancaman. Petulangan MD Cs berakhir setelah
polisi mengendus kejahatan mereka. Pertengahan Juli 2014 polisi berhasil
menggulung semua pelaku.
"Motifnya adalah pelaku ingin
menganut ilmu hitam. Dia ingin menjadi seorang dukun. Semua ini menurut
tersangka atas perintah sang dukun, guru korban, itu yang masih kita selidiki
kebenarannya," kata Direktur Reserse Umum Polda Riau Kombes Arif Rahman
Kamis (14/6/2014).
Lalu mengapa MD yang tidak mempunyai
pekerjaan tetap dan selalu berpindah-pindah tempat ingin menjadi
paranormal.Ternyata itu dilakukan karena dia tergiur atas kesuksesan ayahnya
menjadi seorang dukun.
"Selama ini pelaku yang sebelum
menikah tinggal dengan orangtuanya selalu melihat ayahnya menjadi dukun dengan
banyak harta dan kerja yang mudah. Ini karena pasien ayahnya banyak dan selalu
mendatangi rumahnya. Dari sanalah dia mulai tertarik untuk mengikuti jejak sang
ayah. Dia juga ingin memiliki ilmu kebal" tambah Kabag Psikolog Polda Riau
Kompol Novian.
Bak gayung bersambut, ternyata niat
MD untuk menganut ilmu ayahnya disambut ayahnya. Sang ayahpun menilai hanya MD
yang akan mewarisi ilmu klenik yang dimilikinya. Namun, sebelum ilmu selesai
ditimba MD, ayah MD meninggal dunia pada awal tahun 2013. Namun MD tidak
berhenti dia mencari dukun lain untu dijadikan gurunya.
"Dari pemeriksaan, memang
pelaku MD sifatnya adalah pemalas. Dia ingin hidup serba santai tapi banyak
uang, itu sifatnya MD, makanya dia ingin menjadi dukun mengikuti jejak
ayahnya" imbuh Novian.
Tapi karena ambisi MD menjadi petaka untuk
anak-anak Riau yang menjadi korban kebiadapanya. Para orangtua korban kekejaman
MD cs mengalami shok berat karena ditinggal sang buah hati dengan kondisi tidak
wajar. (Moris/rep01)
Lihat Model Tabloid....
Gambar Klik KANAN pilih Open New Tab atau Buka Tautan Baru