Petani
Tebu Akan Gelar Aksi Demo
INFOKU, BLORA- Asosiasi Petani Tebu Rakyat
Indonesia (APTRI) Blora berencana menggelar aksi demo menyikapi keputusan
pemerintah yang menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) gula 2014 sebesar Rp
8.250/kilogram.
Menurut rencana, aksi bersama petani tebu
lainnya dari sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu
dilaksanakan setelah 15 Mei 2014.
APTRI mendesak pemerintah, dalam hal
ini Kementerian Perdagangan RI mengubah keputusan penetapan HPP gula yang
dinilai akan mematikan petani tebu. Sebagai informasi, penetapan HPP tersebut
dituangkan melalui Permendag No.25/M-DAG/PER/5/2014 tentang Penetapan Harga
Patokan Petani Gula Kristal Putih tahun 2014.
Sekretaris APTRI Blora, Anton
Sudibyo mengemukakan pihaknya belum lama ini mengikuti rapat dengan APTRI
Jateng di Semarang.
Menurutnya para petani tebu akan
turun ke jalan jika pemerintah tidak mengubah HPP gula 2014 Rp 8.250/kg.
"Kalau ternyata tidak diubah hingga 15 Mei, APTRI akan demo
besar-besaran," ujarnya, Kamis (8/5).
Anton Sudibyo yang juga mantan
anggota Komisi B DPRD Blora mengungkapkan APTRI sebelumnya mendapatkan
informasi penetapan HPP gula 2014 akan diumumkan pemerintah 15 Mei 2014. Namun
ternyata Menteri Perdagangan telah menetapkan dan mengumumkan HPP gula Senin
(5/5).
Lanjut Anton, hal itu telah mencederai
perasaan para petani tebu. Apalagi, kata Anton Sudibyo, HPP yang ditetapkan
tidak sesuai dengan aspirasi APTRI, yakni Rp 9.500/kg.
"Karena itulah kami menunggu
sikap pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan. Jika sampai 15 Mei, HPP
tidak diubah, petani tebu akan menggelar aksi demo," tegasnya.
Berdasarkan hasil rapat APTRI di
Semarang, kata Anton, aksi demo akan dilakukan di tiga titik. Yakni di Sleman,
di jalur Pantura Batang dan jalur Pantura Pati-Rembang. "APTRI Blora akan
turut serta dalam aksi tersebut," ungkap Anton.
Lebih lanjut Anton Sudibyo
menyatakan penetapan HPP gula 2014 Rp 8.250/kg menunjukan ketidakberpihakan
pemerintah terhadap nasib petani tebu.
Apalagi pemerintah sebelumnya telah
mengeluarkan kebijakan menugaskan Perum Bulog menjadi lembaga yang menyediakan
cadangan gula sebesar 350 ribu ton tahun ini. Diduga penyediaan cadangan gula
tersebut sebagian diantaranya berasal dari gula impor.
Anton Sudibyo menegaskan dengan berbagai
kebijakan pemerintah tersebut, nasib para petani tebu di Indonesia akan semakin
terpuruk. "Petani tidak akan bergairah lagi menanam tebu. Lebih baik
menanam tanaman lain. Karena hasil dari menanam tebu tidak bisa menyejahterakan
petani," tegasnya. (Endah/AM)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru