Pencurian
Kayu Naik 152 Persen
INFOKU, BLORA - Angka pencurian kayu yang terjadi
di Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah pada 2013 ini, ternyata masih cukup
tinggi.
Hingga Oktober 2013, dari data yang
ada angka pencurian pohon mencapai 152 persen dibandingkan bulan yang sama
tahun lalu yang hanya 7.268 pohon dicuri.
“Pencurian kayu memang ada
peningkatan yang tajam,” ungkap Kepala Perum Perhutani Unit 1 Jateng Teguh Hadi
Siswanto saat berada di Blora, Rabu lalu.
Menurut dia, masalah pengamanan
hutan ini telah menjadi prioritas. Saat ini pihaknya sudah menempuh berbagai
langkah, di antaranya melakukan pengamanan wilayah dengan patroli di kawasan
hutan terkait. Yang tidak kalah penting, selalu berkoordinasi dengan pihak
terkait, khususnya aparat kepolisian.
“Kami melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan semua elemen dalam mengamankan hutan.
Apalagi dalam pengamanan hutan,
Perhutani tidak bisa sendiri, tapi perlu sinergi semuanya,” tegasnya di hadapan
650 pegawai Perum Perhutani yang melakukan apel siaga dan patroli di kawasan
hutan Jati Todanan Blora.
Dari sejumlah Kesatuan Pemangkuan
Hutan (KPH) yang paling banyak kasus penncurian terjadi di Pati. Untuk itu
Kepala Unit berharap semua pegawai meningkatkan kewaspadaan dan melakukan
patroli gabungan.
Kemudian program pemberdayaan hutan
berbasis masyarakat (PHBM) perlu ditingkatkan kembali, sehingga lembaga
masyarakat desa hutan (LMDH) yang sudah ada di masing-masing desa sekitar
kawasan hutan kembali ikut bersama-sama menjaga hutan. “Pada musim kemarau ini
kewaspadaan harus ditingkatkan. Selain pencurian juga waspada terhadap
kebakaran yang kemungkinan terjadi,” jelasnya.
Meski angka pencurian cukup tinggi,
hingga Oktober 2013 kinerja yang dicapai Perhutani unit I Jateng cukup bagus,
bahkan selalu nomor satu di Indonesia. Dengan capaian kenaikan realisasi
penghasilan naik dari Rp 1,2 triliun menjadi Rp 1,6 triliun. (Lukman/SGK)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru