Festival
Tayub Nusantara Wujud Sukseskan Visit Jateng 2013
INFOKU, BLORA- Pagelaran Festival Tayub Nusantara 2013 yang
diadakan Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika
(DPPKKI) Blora selama dua hari (1-2 November 2013) berlangsung meriah.
Pasalnya, selain Tayub khas Blora,
panitia juga menghadirkan kesenian tari yang masih serupa dengan tayub dari
berbagai daerah. Seperti Jaipongan dari Bandung dan Sumedang, Lengger dari
Banyumas serta Tari Gandrung dari Banyuwangi Jawa Timur.
Tak hayal penampilan para seniman
tari tersebut mampu memuaskan masyarakat Blora yang malam itu memadati kawasan
Alun-alun. Bagi masyarakat Blora, tayub sudah merupakan tradisi kesenian rakyat
yang turun-temurun sejak jaman Kerajaan Majapahit.
Hingga saat ini masih banyak
masyarakat yang sering menampilkan tayub saat menggelar pesta hajatan dan
berbagai acara syukuran.
Tayub juga juga telah menjadi ritus
kesuburn bagi masyarakat Blora, sekaligus ritus kemolekan tubuh penari serta
penghormatan.
Tayub pada mulanya merupakan
ungkapan wujud syukur dan ritual yang dilakukan masyarakat. Tayub adalah sebuah
tarian dan ritus kesuburan, dimana perempuan penari tayub di Blora disebut
dengan sebutan ledhek. Dalam setiap pementasan tayub, penari ledhek dan
laki-laki saling berpasangan.
Mereka menari dengan gerakan bebas
yang tak berpola sehingga bebas mengembangkan kemampuan masing-masing dalam
menari. Keintiman sebagai pasangan dalam menari sangat jelas menunjukkan kesan
gambaran ritus kesuburan.
Ledhek Barangan
Memang masih ada pandangan miring
yang melekat pada tayub. Terlepas dari itu semua, kini tayub telah menjelma
menjadi hiburan bagi masyarakat mulai dari kelas bawah sampai kelas atas.
Di Blora, metamorfosis tayub bisa
dilihat melalui tari ledhek barangan yang mulai dikenalkan seniman Blora
sekitar tahun 2009 dan sekarang menjadi trend tersendiri untuk suatu
pertunjukan, bahkan perlombaan. Ledhek barangan seakan menjadi penegasan bahwa
tayub dan ledhek bukan identik dengan hal yang negatif.
Bupati Blora, Djoko Nugroho
menegaskan, digelarnya Festival Tayub Nusantara akan lebih menggairahkan
kehidupan seni tayub sebagai salah satu kesenian khas Kabupaten Blora,
Disamping itu untuk menumbuh
kembangkan budaya kerjasama antar seniman tayub dan menjaga tradisi agar
generasi muda saat ini tidak begitu saja meninggalkan tayub sebagai kearifan
lokal Blora di bidang seni.
“Juga dengan adanya festifal tayub
ini merupakan wujud yang serius dari kabupaten Blora yang ikut mensukseskan
visit jatenbg 2013,” tegas Kokok panggilan akrab bupati blora ke 27 ini.
Sementara Kepala DPPKKI Blora, Slamet Pamuji mengemukakan
penyelenggaraan Festival Tayub Nusantara digelar dalam rangka memeriahkan Hari
Jadi Kabupaten Blora yang ke 264 pada Desember nanti sekaligus untuk
mengenalkan budaya seni khas Blora dan menjadi ajang kepiawaian para seniman
yang mengikuti festival. (Endah)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru