PERPISAHAN BUKAN AKHIR PERJUANGAN NAMUN
LANGKAH AWAL HADAPI TANTANGAN KEHIDUPAN
INFOKU, CEPU - Suasana
kota Cepu yang biasanya hening, pada Kamis (20/6) yang lalu tampak berbeda,
serombongan bocah sekolah dengan berbagai kostum melenggang di jalanan dengan
dipandu drum band.
Kemeriahan
itu rupanya sengaja dihadirkan pihak SDN Balun 3 yang mengarak murid-muridnya
dari sekolah hingga Soos Sasono Suko, tempat akan diadakannya acara perpisahan.
Kirab murid yang diikuti kelas 3 sampai
dengan kelas 6 ini menarik perhatian warga sekitar yang tidak menyangka acara
ini awal dari prosesi perpisahan bagi murid kelas enamnya.
Sintong JK, SPd yang sejak 25 Maret 2011
menjadi Kepala Sekolah di SDN Balun 3 mengaku baru pertama kali mengirap
muridnya sebelum acara perpisahan. “Tahun ini kelas 6 lulus 100 persen,
prestasi merekapun cukup bagus dan membanggakan, karena itu tidak heran jika
orang tua mereka yang tergabung dalam paguyuban rela mengadakan prosesi ini,”
ungkapnya.
Seluruh
rencana kegiatan hingga pendanaannya memang dipikul paguyuban orang tua ini,
tentu saja atas persetujuan Komite Sekolah dan Kepala Sekolah.
Memasuki gerbang soos, ratusan balon
dilepaskan sebagai simbol para siswa kelas 6 yang telah lulus sudah terlepas
dari kewajibannya belajar di SDN Balun 3. Pelepasan balon yang dilakukan drum
band yang telah menjadi juara Marching Band tingkat kabupaten ini menambah
suasana semakin meriah dan berwarna warni.
Nuansa desa yang ditampilkan di dalam
soos pun membuat hati tentram bagi yang hadir karena begitu natural. Menurut
Sintong suasana ini sengaja diciptakan dengan tujuan kembali ke desa yang
natural dan alami, secara simbolis menggambarkan anak-anak yang masih bersih
tidak terkontaminasi keburukan ataupun kejahatan.
Melengkapi suasana pedesaan di Jawa
dengan latar belakang rumah gedeknya, tulisan sebagai baskground pun berbahasa
Jawa. Habiwada Para Sunu Angka 6 Ing
Pawiyatan Tatanan Andhap 3 Balun Pamulangan Warsa 2012/2013 yang artinya
kurang lebih “Wisuda para murid kelas 6 SD Balun 3, tahun ajaran 2012/2013”
SUASANA MERIAH NAMUN MENGHARUKAN
Seperti acara perpisahan pada umumnya,
selain ada seremoni pamitan oleh siswa, nasihat dan pesan-pesan dari para guru,
berbagai tampilan kesenian juga menghiasi acara ini.
Para murid kelas 3 hingga 6 yang tampil
menunjukkan bakat dan keahlian masing-masing. Pagelaran tari-tarian mulai dari
tari Gambyong, gerak dan lagu, nyanyian bahkan Fashion Show ditampilkan.
Ketua Panitia Perpisahan ini, Irma
Isdiana, SE anggota dewan yang juga
orang tua murid kelas 6 mengaku sangat bangga melihat tampilan para siswa.
“Perpisahan memang bukan sekedar pelepasan
siswa saja namun juga sebagai ajang kreatifitas dan sebagai wadah menggali
potensi anak,” ujarnya.
Menurut
anggota Komisi B yang akan mencalonkan diri lagi pada Pileg 2014 ini, tampilan
kreatifitas ini juga untuk memupuk kepercayaan diri pada anak.
“Jika rasa percaya diri mereka besar
harapannya kelak anak-anak itu akan sanggup menghadapi tantangan kehidupan,”
tambah ibunda Syafa siswi SDN Balun 3 yang pada kesempatan itu menjadi pembawa
acara pada perpisahannya.
Kemeriahan acara sempat diwarnai tangisan
para murid, guru dan hadirin ketika dikumandangkan lagu Terima Kasihku yang
dibawakan siswa kelas VI. Apalagi disela-sela lagu diperdengarkan puisi yang
sangat mengharukan, suasana terhanyut dalam tangis seolah tak rela lepas dari
bimbingan para gurunya.
BERSEMANGAT,
BERPRESTASI dan BERHASIL
Camat Cepu, Purwadi Setiono, SE yang
hadir memberikan apresiasi yang positif terhadap Para Guru dan Kepala Sekolah
SDN Balun 3 sehingga dapat melahirkan para murid yang berprestasi.
“Saya mengucapkan selamat atas prestasi
yang diraih, tingkatkan terus sehingga yang akan datang lebih baik. Ciptakan
guyub, rukun dengan sesama pengajar dan komite demi kemajuan sekolah,”
pesannya. Tipung (panggilan akrab Camat Cepu) juga meminta agar mereka tetap
semangat dalam mendidik anak bangsa sehingga memiliki karakter yang kuat.
Artinya pendidikan berkarakter tetap harus dikedepankan sehingga hasilnya
maksimal.
Kegemaran Tipung akan seni dibuktikan
dengan berduet dengan salah seorang siswa, Adam, menyanyikan lagu Ebit GAD
“Titip Rindu Buat Ayah”.
Sementara itu Sintong yang memainkan
organ mengiringi lantunan lagu itu tampak terhanyut dan bangga muridnya dapat
mengimbangi suara Camat Cepu.
Sintong
yang sejak 18 Juni 2013 mengampu di BBS (Blora Bilingual School) bertekad akan
meningkatkan peran paguyuban orang tua dalam ikut memajukan pendidikan di
sekolahnya. “Peran orang tua dalam
mendukung prestasi anaknya sangat besar, terbukti hasil yang diraih sangat
memuaskan, “ katanya. Dia juga menerapkan tiga gaya kepemimpinan yakni sebagai
orang tua, sebagai pemimpin dan sebagai komandan (jika diperlukan). (Agustina)