Topik
Bupati
Blora Wajib Siaga Satu
INFOKU, BLORA- Pemerintahan Kabupaten Blora
dibawah kendali Bupati Djoko Nugroho ditahun ini nampaknya harus mulai siaga
satu.
Artinya pergolakan di internal
lembaganya mulai muncul secara perlahan. Disamping itu di eksternal
Pemkab
yang akan menagih janji yang pernah diucapkan sebelum Pilkada beberapa tahun
lalu.
Dikalangan Eksekutif yang didapat
INFOKU dari banyak Sumber ada beberapa Kepala Dinas yang sudah siap unuk
meninggalkan jabatan yang saat ini didudukinya.
Bahkan ada yang telah membenahi
ruangnya dan pamitan kepada stafnya bahwa sewaktu-waktu dirinya akan berpindah
kejabatan lain.
Ada 2 kepala SKPD yang secara
langsung mengungkapkan bahwa dirinya berharap dimutasi Bupati Blora, ketempat
lain yang lebih ringan tanggung jawabnya.
Seorang yang ditemui Infoku usai
paripurna Penetapan KUA PPAS dengan jelas mengatakan dirinya sudah terlalu
lalma menduduki jabatan itu ingin sekali dipindah Bupati ke Staf ahli atau
Asisten.
“Saya sudah pusing dengan permasahan
saat ini,” katanya singkat saat dikonfirmasi.
Sedang seorang lagi yang didapat
dari para sehabatnya, mengatakan dirinya sangat berharap sekali pada mutasi
mendatang ikut dilantik dengan jabatan berbeda.
“Maklumlah, sebagai manusia dirinya
masih dan tentu trauma apa yang pernah dialami dengan penegak hukum beberapa
waktu lalu, walupun 1 malam saja,” kata Haryono yang juga Fungsionalis Partai
Nasdem kabupaten Blora.
Sedang beberapa kepala SKPD yang
berhasil ditemui INFOKU, berbagai alasan dan pendapat terkait bila dirinya juga
ikut dimutasi Bupati.
Ada yang mengatakan dan berharap
agar pensiun dengan jabatan sebagai kepala SKPD dibanding harus pensiun dengan
jabatan Asisten.
Namun banyak pula yang pasrah apa
yang akan diputuskan Bupati pada dirinya.
“Sebagai seorang PNS saya siap
ditempatkan Bupati dimanapun,” kata Gunadi kepala Disperindagkop Blora.
Sementara pendapat lainnya juga
menyebutkan telah cocok dengan jabatan yang saat ini digelutinya.
“Saya sudah cocok dengan jabatan ini
mas dan sudah sesuai disiplin ilmu saya, jangan diopinikan yang macam-macam,”
kata Reni Miharti Kepala Dinas Kehutanan.
Lain lagi dengan Adi Purwanto kepala
Dindikpora, yang mengatakan apapun nantinya yang diputuskan Bupati, dia siap
menerimanya.
“Yang penting saya sudah
memaksimalkan tugas sebagai kepala Dindikpora Blora untuk memajukan pendidikan
Blora yang lebih baik sudah saya laksanakan,” katanya.
Wahyu Bupati
Ada yang menarik perbincangan INFOKU
dengan HM Warsit manta ketua DPRD Blora 3 hari sebelum dirinya dipindah ke LP
Kedungpane Semarang.
4 nama yang menurut Warsit yang
menjadi topic pembicaraan selama kurang lebih 1,5 jam bersama INFOKU dan Kepala
KesbangPol.
Menurut Warsit keempat nama yang menjadi
topic pembicaraannya yakni Djoko Nugroho, H Abu Nafi, Kusananto dan Haryono SD.
Saat ditanya Apakah pejabat yang
ditunjuk Djoko Nugroho sudah tepak untuk mewujudkan visi dan misinya. Dia hanya
menjawab ringan saja.
“Siapapun yang ditunjuk pak Kokok
(panggilan akrab Bupati Blora Djoko Nugroho –red) adalah benar, Karena dia satu-satunya di Blora yang
mempunyai kewenangan itu,” katanya.
Alasan lain menurut mantan orang
terkuat Blora ini, Jabatan yang disandang Djoko Nugroho adalah merupakan suatu
wahyu.
“Pak Kokok nek ora “kewahyon"
yo ra dadi Bupati, makanya apa yang diputuskan dia terkait jabatan seseorang
itu yang terbaik menurutnya.” Kata Warsit dengan logat jawanya.(Agung)
Topik
Samping
Bupati Blora Djoko
Nugroho
Bupati
Janji Mei Tidak ada Staf Gol III-C
‘’Target kami sampai bulan Mei jabatan yang
kosong semua eselon sudah harus tuntas terisi,’’ kata Bupati Djoko Nugroho
dalam sambutan pelantikan,18 Pejabat eselen II dan IV Jumat (1/3).
Bupati tidak
menyebutkan berapa jumlah jabatan yang masih belum terisi hingga saat ini.
Hanya saja Djoko Nugroho yang juga mantan Komandan Kodim Rembang itu menuturkan
pelantikan kali ini merupakan awal dari upaya pengisian jabatan yang lowong dan
akan dilakukan secara bertahap.
‘’Sehingga nanti tak
ada lagi staf yang pangkat atau
golongannya III-C,’’ tegasnya. (Endah/Agung)
Wabup H
Abu Nafi
“Iyo
Nek Nyalon”
INFOKU
BLORA- Terkait
tuntutan external pemkab dalam hal ini kalangan masyarakat atau rifal
politiknya diprediksi akan muncul jelang 11 Agustus 2013, yang bertepatan
dengan habisnya tahun ketiga dari lima tahun, pemerintahan Djoko Nugroho dan H
Abu Nafi.
Beberapa Kalangan
Pendukung H Abu Nafi seperti Joko warga Tempelan dan Sartono Warga Ngawen
menginginkan, agar Abu Nafi meletakan jabatanya sebagai Wakil Bupati, bila
gagal melaksanakan programnya dalam jangka waktu 3 tahun, bila ingin
mencalonkan diri sebagai Bupati mendatang.
“Saya yakin dengan
mundurnya mbah Abu, dukungan masyarakat kepadanya makin besar, karena dia
konsisten apa yang pernah diucapkanya waktu lalu,” kata Joko diamini Sartono.
Lain lagi pada
pembicaraan Warsit yang dengan memunculkan 4 nama, justru yang dia prediksi menjadi kuda hitan
adalah H Abu Nafi.
“Pak Kokok Okey
tapi jangan remehkan Abu Nafi bila pilkada nanti,” kata Warsit.
Dengan panjang lebar kepada INFOKU dia
menyebut Abu Nafi mempunyai basis masa yang jelas, jadi tidak bisa dipandang
sebelah mata.
Saat INFOKU menemui
Wakil Bupati Blora di Rumah Dinasnya, Wakil Bupati Blora yang juga mantan ketua
PC NU Blora ini dengan santainya menjawab.
“Iyo Aku Nek Nyalon,”
Kata Abu Nafi singkat.(Endah/Agung)
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru