Hipnotis Landa
Kades
Pecahkan 44 Botol
Kaca Dengan Kepalanya
INFOKU, TUNJUNGAN- Guratan bekas pecahan beling botol
itu masih nampak jelas nyaris rata di raut wajahnya. Itu tampak terlihat jelas
dibagian kening, pipi kanan dan kiri, hingga dahi.
Sementara pangkal lengan kirinya
lelaki usia 50 tahunan itu masih terbalut perban sepanjang 15 sentimeter di
RSUD dokter Soetijono Blora.
Kamis (17/1) Parsidan, Kades
Karangtawang Kecamatan Tunjungan menceritakan secara runtut apa yang dia alami
pada Minggu (13/1) siang pukul 14.00.
“Awalnya saya berbincang-bincang
dengan Kamituwo Karangtawang Musiran di rumah. Ya membicarakan pelayanan warga.
Saat berbincang telepon saya tiba-tiba bordering,” akunya.
“Assalamualaikum,”
sapa Parsidan saat mengangkat telepon genggamnya.
“Wa’alaikumsalam.
Ini Pak Parsidan?” Tanya seseorang di seberang sana.
“Nggih,
Pak,”
“Kades
Karangtawang?”
“Nggih
Pak. Nuwun sewu niki sinten?”
“Saya
Sutikno Selamet Sekda Blora” sahut orang tersebut dengan nada tegas
“Lhoh,
nggih Pak. Dawuh? Badhe pareng dawuh nopo, Pak?” jawab Parsidan setelah tahu
jika yang menghubunginya Sekda Kabupaten Blora.
Dalam hatinya Parsidan mengaku
bertanya-tanya. Sebab berdasar pengalamannya menjadi Kades Karangtawang belum
pernah mengenal Sekda yang asli. Sehingga karakter suaranya pun sama sekali tak
mengenal. Apalagi nomor hapenya.
Apakah belakangnya 800, seperti tertera
dalam panggilan masuk ponsel Parsidan atau tidak.
Lantaran tak menyadari Parsidan pun
fikirannya terfokus pada si penelpon. Ia bilang mendapat perintah bupati akan
ruwatan atau ritual mengubur kepala kerbau Minggu malam di pendapa kabupaten.
“Jenengan termasuk kades yang
ditunjuk untuk nderekke Pak Bupati.
Sebelum ritual dimulai Pak Bupati menghendaki agar ritual celeng (babi hutan)
jadi-jadian. Ini tadi Pak Kades Wonosemi sudah dikerangkeng di Pendapa pada
Sabtu malam.
Dia sudah menjadi celeng jantan.
Sementara jenengan ditunjuk untuk menjadi celeng jadi-jadian yang betina,” ucap
Parsidan menirukan si penelpon, Kamis (17/1).
“Nah kalau celeng itu yang angon
(menggembala) mestinya yang dekat dengan jenengan,” lanjut orang tersebut.
Seketika itu Parsidan menyalakan
pengeras suara di telepon genggamnya agar Musiran yang di depannya dapat bisa
ikut mendengarkan isi pembicaraan tersebut.”Yang angon dua lho Pak” perintah
orang itu.
“Nggih, Saget” timpal Parsidan
sambil memberi isyarat ke Musiran.
"Nggih, saget!" timpal
Parsidan sambil memberi isyarat ke Musiran untuk memanggil Tiyono, Kamituo
Pagesik desa setempat.
Hadiah
Bupati
Parsidan merasa semakin terpedaya
saat seseorang itu mengatakan bahwa nanti setelah ritual bakal diberi hadiah
pak bupati satu sepeda motor Tiger terus Bu Kokok (isteri bupati Blora) juga
akan memberikan hadiah kalung emas murni 19 gram.
“Bu Kokok sendiri nanti yang mengalungkannya
ke jenengan di pendapa kabupaten,” ucapnya.
"Ya saya cuma bilang
siap-siap-siap saja," lanjut Parsidan
"Kalau sudah siap, Pak, celeng itu kan tempatnya di oro-oro. ]
"Kalau sudah siap, Pak, celeng itu kan tempatnya di oro-oro. ]
Saya carikan lahan kosong yang jauh
dari pemukiman," perintah orang itu.
Saat
itu terlintas dalam pikiran Mursidan untuk menggunakan tanah lapang di belakang
perumahan Pos Ngancar Kecamatan Tunjungan.”Nggih Pak. Wonten,” sahut Parsidan
menimpali perintah orang tersebut.
"Setelah siap, segera
persiapkan pula keperluan-keperluan yang harus dibawa. Siapkan botol temulawak
atau bir, sebanyak 44 botol.
Setelah itu cari air dari sendang, 1
liter taruh di botol aqua. Lalu ambil kertas, buat tulisan: Djoko Nugroho
(Kokok), bawahnya Bupati Blora, kemudian strip, lalu tulis Parsidan, bawahnya
Kades Karangtawang. Masukkan ke dalam botol itu."
Mendengar perintah itu lagi-lagi Parsidan
memberi isyarat ke Musiran untuk menyiapkan keperluan-keperluan yang diminta
itu. Ia pun memenuhi perintah orang tersebut dengan menenggak bir di rumah.
Campurannya bir hitam dan bir
bintang dioplos dan diminum Parsidan. Sisanya diberikan kepada pemuda sekitar
desa setempat.
Celeng
Jadi-jadian
Selama tiga jam telepon tanpa
terputus. Si penelpon memandu Parsidan dan dua kamituwonya. Tiba saatnya ke
lokasi ritual celeng jadi-jadian.
Tepat pukul 17.00 Parsidan, Musiran
dan Tiyono berangkat ke lokasi. Sesampainya di lokasi si penelpon menghubungi
dan memandu ritual.
“Saya disuruh lepas pakaian.
Kemudian saya laburi tubuh saya dengan arang, sampai tidak terlihat rupa
manusia lagi. Saya disuruh telanjang dan melaburi (maaf) kemaluan saya dengan
arang.
Kemudian saya disuruh memecahkan
botol itu dengan tangan dihantamkan ke tubuh saya atau kepala saya.Sebanyak 44
botol saya pecahkan. Anehnya saya tidak merasa kesakitan,” katanya.
Parsidan mengaku tak mengalami rasa
perih dan sakit. Darah mentes bercampur hitamnya arang.
Namun terlihat tidak terlihat karena
sudah gelap. Selama tujuh jam melakukan ritual dipandi si penelepon. Musiran
dan Tiyono sempat mendapatkan kesadaran.
“Dia memandunya sempat menghentikan
telepon. Saat telepon tertutup, dua kamituwo saya sempat melontar secara
sadar,”iki maksude opo”. Namun ketika telepon kembali secara spontan gantian
kamituwo itu mengangkatnya untuk menirukan perintah-perintah. Dan mereka tak
lagi bertanya-tanya.
Parsidan mengaku begitu selesai ritual
telepon pun ditutup. Saat dihubungi lagi nomor telepon tersebut tidak aktif.
”Itu sudah lewat jam 12 malam.
Akhirnya kami terputus dan hanya duduk diam di tanah lapang menunggu pagi yang
kata orang itu akan dijemput pak bupati,” ujarnya.
Catut
Nama plt Sekda
Menanggapi hal ini Plt. Sekda Pemkab
Blora Sutikno Slamet menghimbau kepada perangkat-perangkat desa atau bawahannya
yang mendapat telepon dan mengatasnamakan dirinya supaya tidak menghiraukannya.
”Ya
lucu juga mendengar kejadian ini. Semestinya minimal di kroscek dulu, apakah
benar-benar itu telepon dari saya atau bukan. Apalagi perintah yang bagi saya
tak masuk akal seperti itu,” katanya saat dikonfirmasi kemarin.
Untuk
mengantisipasi terjadinya kembali kejadian serupa Sutikno juga telah mengimbau
ke camat-camat untuk menekankan ke kades supaya terlebih dulu melakukan kroscek
ke camat jika ada telepon yang mengatasnamakan pejabat-pejabat di Blora.(Endah/TD).
Foto
Kades:
Caption : LUKA: Wajah dan sekujur
tubuh Kades Karangtawang Kecamatan Tunjungan Parsidan tampak penuh dengan bekas
luka di kamar RSUD dokter Soetijono Blora, kemarin (17/1).
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru