Winarno
Tantang Wali Kelas di Blora Beri Nilai Asli Siswa
INFOKU,
BLORA- Nampaknya
penentuan nilai siswa khususnya SMP di Blora, belum semuanya mempunyai pedoman
yang sama dalam pengisian rapor.
Sedang untuk tingkat SMAN
dikabupaten Blora sudah semuanya mengacu aturan yang sama dalam pengisian nilai
di rapornya.
Satu-satunya SMPN di
Blora yang terbilang lain yang mempunyai kebijakan berbeda dari sekolah yakni
SMPN 1 Blora.
Seperti diketahui dalam
pengisian rapor saat ini mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Pada Petunjuk Pengisian
Rapor yang dikeluarkan Depdiknas, tidak ada penulisan nilai dengan tinta merah.
Artinya KKM sebagai
standart terendah sebuah nilai mata pelajaran tertentu harus terpenuhi.
Bila nilai dibawah KKM
diwajibkan para guru mengadakan perbaikan melalui Remidi bagi siswa
Disarankan dilakukan
Remidi beberapa kali baik melalui tulis, wawacara atau pemberian tugas.
Biasanya bisa dilakukan
beberapa kali sampai siswa tersebut sampai mencapai angka yang sama dengan KKM.
Bila waktu pembagian Rapor,
KKM belum juga tercapai hampir semua sekolah di Blora memberi nilai dengan
Pensil dan baru disi kemudian bilas siswa sudah sesuai KKM.
Disinilah yang membedakan
SMPN1 Blora dengan Sekolah lain, sehingga dapat dikata siswa tidak diberi
kesempatan memperpaiki melalui Remidi. Nilai rapor dibawah KKM langsung ditulis
dengan Tinta.
Mengapa
Ragu
Winarno Kepala Sekolah
SMPN 1 Blora ketika dikonfirmasi mengatkan mengapa mereka (para wali Kelas-red)
ragu memberi nilai dibawah KKM.
“Sejak kapan bangsa kita
menjadi bangsa yang ragu-ragu, membuat Dokumen saja ragu. Bukankah dokumen itu
tidak boleh dirubah,” kata Winarno.
Menurutnya rapor adalah
dokumen resmi yang dikeluarkan melalui rapat dewan guru, mengapa harus ragu
melaporkan hasilnya.
“Atau sebaliknya dengan
PD orang tua siswa bilang pada anaknya, gak popo le (tidak apa nak-red)
nanti bisa diperbaiki. Apakah itu pembelajaran bagi anak,” jelasnya.
Dia juga menambahkan
tidak perlu lagi memberi kesempatan para siswa yang dibawah KKM.
“Untuk apa diberi
Kesempatan, dan sampai kapan ? apakah ulangan umum harus diulang lagi,” tambah
Winarno.
Dari pantau Infoku diwilayah
edarnya, yakni Kabupaten Blora, Rembang, Pati, Grobogan dan Semarang, sekolah
memberi memberi kesempatan melakukan Remidi pada Siswa yang dibawah KKM.
Sedang di Blora data yang
didapat Infoku dari wali kelas SMPN 2 Blora, SMPN 4 Blora, SMPN 5 Blora, SMPN 6
Blora, SMAN 1 Blora, SMAN 2 Blora dll, mereka memberi kesempatan untuk
memperbaiki, sampai nilai KKM tercapai.
Sementara beberapa
orangtua siswa yang berhasil ditemui Infoku mempertanyakan kebijakan Kepala
SMPN 1 Blora.
“Kebijakan SMPN 1 Kok
lain sendiri ya, kalau pendapatnya begitu, lebih baik Negara tidak usah membuat
aturan bagi yang tidak lulus Ujian kelulusan sekolah, dapat mengulang lagi,”
kata Edi salah seorang wali murid.
Beberapa kalangan LSM pun
melihat apa yang terjadi di SMPN 1 wajib dipertanyakan. Mengapa tidak satu kata
dengan sekolah lain.
“Disinilah peran Dindikpora Blora untuk
menyatukan aturan yang baku terhadap permaslahan ini, Janganlah sekolah
mengambil kebijakan umum yang Nyeneh sendiri dari sekolah lainnya.
Jangan-jangan guru disana malas mengadakan Remidi beberapa kali” kata Kukuh
diamini LSM lainnya.(Agung)
Jembatan
Kunduran Nyaris Ambrol
INFOKU,
KUNDURAN-
Jembatan Tempur di Desa Ngilen Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora nyaris
ambrol.
Sarana transportasi yang
menyeberangi sungai Lusi tersebut tiga bulan terakhir rusak. Papan penyangga
material aspal berbahan kayu ambrol.
Mengelupasnya aspal dan
papan tersebut diduga karena tidak kuat atas beban muatan kendaran.
Jembatan ini merupakan sarana
transportasi penting bagi warga Kecamatan Kunduran, Ngawen dan Jati.
Meski hanya bisa
digunakan untuk satu jalur bagi kendaraan roda empat, bangunan yang usianya
ratusan tahun tersebut setiap hari dilalui warga. Truk bermuatan pasir kerap
pula melalui jembatan ini.
Bangunan peninggalan
zaman penjajahan Belanda itu dulunya digunakan untuk menyeberang kereta
pengangkut kayu.
Seorang warga Desa
Ngilen, Suwarjo mengutarakan, pada tahun lalu jembatan telah direnovasi
sarananya. Kayu-kayu papan penyangga aspal jembatan diganti. Sehabis itu
permukaan jalan jembatan kemudian diaspal.
”Mungkin pekerjaan tak
sesuai spesifikasi sehingga belum sampai satu tahun aspal mengelupas, kayu
penyangga material aspal ambrol,” ujarnya.
Dirinya bersama warga
lain berharap agar pemerintah segera membangun jembatan tersebut. Untuk
sementara, warga akan bergotong royong untuk memperbaiki jembatan itu. (Endah.WM)
Foto
Jembatan
Caption
: Jembatan peninggalan Belanda yang terletak di Desa Ngilen Kecamatan Kunduran
yang keadaanya makin mengkhawatirkan
Lebih lengkap baca model Tabloid
Gambar klik kanan pilih open New Tab atau Buka tautan Baru