Refleksi
Hari Jadi Kabupaten Blora
Adu Kuat Gembong Amijoyo Vs Bupati Djoko Nugroho
Mungkin
masyarakat tidak menyadari beban berat saat ini ada dipundak Djoko Nugroho ang
saat ini menjabat Bupati Blora yang ke 27. Mengapa bisa dikata berat ? karena
masyarakat Blora saat ini lebih intelektual dibanding sebelumnya.
Penulis mengartikan ini dari sudut
pandang tingkat lulusan SMA sederajat dan Lulusan Perguruan Tinggi, dari tahun
ke tahun jumlahnya makin banyak.
Namun demikian Sumber Daya Alam
(SDA) Blora belum bias secara maksimal dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat
Blora.
Untuk itulah tahun ketiga
pemerintahan Bupati Djoko Nugroho yang didampingi Wakil Bupati Blora H Abu Nafi
harus lebih keras bekerja demi mensejahterakan masyarakat Blora.
Djoko Nugroho (Kokok-panggilan akrab
Bupati Blora-red) sebagai penguasa kabupaten Blora harus Mumpuni dan Digdaya
untuk memanfaatkan SDA yang melimpah di bumi Blora.
Barometer kemampuan Pemimpin
sekarang adalah keberhasilannya mensejahterakan masyarakatnya melalui
pemikiranya.
Lain dari jaman dahulu, seorang yang
digdaya dan dapat menjadi penguasa daerah, seperti yang dikisahkan saat Blora
ini masih berwujud hutan belantara.
Konon dijaman dahulu sebelum
kabupaten Blora berdiri, wilayahnya semua tertutup oleh hutan.
Saat itu hutan wilayah tersebut sangat
lebat sekali sehingga sangat jarang manusia lewat dan melintasi daerah itu.
Dikisahkan pula siapapun yang lewat
ditengah hutan ini, dipastikan akan menemuhi berbagai halangan. Baik halangan
dan gangguan seperti makhuk gaib ataupun yang lainnya.
Tersebut ada seorang manusia yang
menjaga hutan jati (Alas wengker- bahasa jawa)terbesar di Dunia ini, yang
mempunyai kesaktian luar biasa.
Ketekunannya dalam bersemedi dan
mendekatkan diri pada Sang Pencipta, membuat dirinya menjadi orang sakti
dijamanya. Orang-orang dijaman itu menyebutnya dengan sebutan Gembong Amijoyo.
Dalam semedinya dihutan tersebut Dia
menerima suara gaib, yang intinya bahwa hutan ini (BLORA dahulu kala-red) adalah daerah yang kaya raya. Dan dirinya
(Gembong Amijoyo-red) oleh suara gaib tersebut diperintahkan untuk menjaga
hutan beserta isinya.
Usai bersemedi Gembong Amijoyo-pun yang
mempunyai kesaktian yang dapat merubah dirinya menjadi harimau raksasa (Singo
Barong/ Barongan-red) ini, menepati janjinya untuk menjaga hutan
beserta isinya dari gangguan siapapun.
Dikisahkan pula siapapun yang akan
melintas atau memanfaatkan hutan tersebut harus meminta ijin pada dirinya.
Konon ada cerita rakyat sampai saat ini masih berkembang di Blora, ada
sekawanan perampok yang merusak hutan. Mereka menebangi hutan secara liar.
untuk dijual dikerajaan lain.
Karena merasa daerahnya di rusak,
Sang Gembong Amijoyo marah dan mengajak tarung mereka. Mereka yang berjumlah
ratusan orang ini, akhirnya bertekuk lutut dibawah kaki Sang Gembong Amijoyo.
Entah sudah beberapa ribu orang yang
mengalami kejadian seperti itu, sehingga setiap manusia yang akan merusak hutan
dan isinya ini, pasti akan takut bila mendengar nama Sang Gembong yang
mempunyai kesaktian luar biasa ini.
Dalam sejak dijaga Sang Gembong
Amijoyo ini, masyarakat dipinggiran hutan dapat merasakan dan menikmati hasil
hutan.
Sehingga kala itu boleh dikata
masyarakat sudah sejahtera pada ukuran dijamannya.
Sekarang ini diera pemerintahan
bupati Blora ke 27 ini (Djoko Nugroho-red) sudah saatnya bisa menjaga kekayaan
alam untuk kesejahteraan rakyatnya.
Langkah yang diambil bupati Blora
dengan dukungan ketua DPRD menuntut lebih tinggi dari bagi hasil minyak bumi
kepada pusat, merupakan satu langkah yang lebih maju. Langkah yang boleh dikata gaya
Gembong Amijoyo sang barongan era modern. Yang mana untuk mempertahankan hasil
bumi Blora, guna mensejahterakan rakyatnya.
Bukan hanya sebagai penonton saja,
saat hasil bumi Blora yang diperebutkan orang-orang pusat. Sedangkan kita yang
hidup di Blora hanya kebagian residunya saja.
Penulis yang asli Cepu kabupaten Blora
dan telah dipimpin tiga Bupati berbeda selama menjadi wartawan di Blora,
menyadari betul tugas yang diemban Bupati Blora ke 27 (Djoko Nigroho) ini
adalah yang terberat.
Mewujudkan Pendidikan gratis sampai
tingkat SLTA dan Mewujudkan pelayanan Gratis semua jenis pelayanan Puskesmas
dan Kelas III di BRSD adalah dua dari 12 Misi dan Visi yang harus dicapainya
dalam 3 tahun pemerintahanya. Apalagi saat ini saat ini telah masuk Bulan ke 4
tahun ketiga Pemerintahannya.
Untuk itulah salah satu solusi adalah
meningkatkan PAD, yakni dengan menuntut bagi hasil minyak yang lebih tinggi. Dirgahayu kabupaten Blora ke 263 dan
selamat berjuang mewujudkan Blora yang lebih baik ….. Pak Kokok (panggilan
akrab Bupati Blora Djoko Nugroho). Kesejahteraan rakyat Blora ada ditanganmu.
(Penulis : Drs Ec. Agung Budi Rustanto,
Pimpinan redaksi tabloid INFOKU)
Baca Selengkapnya model tabloid
klik Gambar
klik Gambar